DI
BALIK SEORANG GAY
Karin adalah siswa baru disekolahnya.
Dia baru 2 bulan bersekolah di SMA tersebut tapi dia sudah mengenal banyak
orang, mulai dari kakak kelas maupun adik kelasnya. Namun ada salah satu cowok cool
yang tidak dikenalnya. Selain itu Karin juga memiliki seorang sahabat di
sekolah, namanya Widi. Widi telah banyak bercerita tentang cowok cool tersebut
kepada Karin, suatu ketika Widi dan Karin sedang berada di kantin dan di kantin
juga ada cowok cool tersebut “Namanya Bara rin, dia adalah cowok playboy kelas
kakap, wajah cantiknya Sharon aja lewat” ujar Widi sambil minum es jeruk di
meja kantin. “Wah, berarti gue sudah kalah telak sama Sharon, terus tipenya
yang kayak gimana?” tanyaku semakin penasaran. Sharon merupakan kakak kelas
Widi yang pada saat itu masih kelas dua. Widi menceritakan semua hal tentang
Bara, mulai dari pacaran sama Cecil, Veronica, dan beberapa cewek diluar
sekolahnya. Cerita Widi tentang Bara semakin membuat Karin penasaran, bahkan
Karin berinisiatif untuk mencari perhatian dari Bara. Tiba – tiba saja Bara
duduk satu meja dengan Karin, karena hanya meja Karin saja yang masih terlihat
kosong. Lalu Karin mulai bertanya “Nama kamu kak Bara kan?” dan Bara pun
menjawab dengan cuek “iya”. Karin tetap berusaha untuk menanyakan beberapa
pertanyaan kepada Bara, namun Bara hanya menjawab dengan cuek. Karin pun mulai
kesal dengannya, karena tidak ada satu pun pertanyaan yang dilontarkan Bara
kepada Karin. Setelah itu Bara meninggalkan Karin di kantin begitu saja.
Sudah beberapa hari ini Karin merasa
tidak nyaman saat tidur. Karin selalu terbayang – bayang dengan wajahnya Bara.
Keesokan harinya Karin berangkat kesekolah lebih awal karena ingin menyontek PR
kimia yang belum diselesaikannya. Sampai di gerbang tiba – tiba Karin
dikagetkan dengan suara klakson mobil dan ternyata yang mengendarai mobil
tersebut adalah seorang cewek, lalu cewek itu berteriak kepada Karin dengan
berkata “Sorry, gue lagi sebel nih sama Bara teman kamu”. “Jangan salah! Bara
bukan teman gue” jawab Karin dengan nada tinggi. “Emangnya gue pikirin!
Bilangin yah sama Bara, tolong jangan tutupi kekurangannya dengan cara
menyakiti perasaan wanita, bilang aja kalu dia seorang gay” teriak cewek dalam
mobil tersebut dan langsung meninggalkan Karin begitu saja.
Saat pelajaran berlangsung, Karin
tetap memikirkan perkataan cewek yang berada dalam mobil itu yang mengatakan
bahwa Bara adalah seorang gay. Karin berencana mengikuti Bara sepulang sekolah.
Bel pulang sekolah pun berbunyi, Karin sengaja tidak pulang karena dia sedang
menunggu Bara. Dua menit kemudian Bara keluar gerbang dengan mengendarai tiger
merahnya. Segera saja Karin mengikutinya, ternyata Bara berhenti tepat di depan
rumahnya. Karin pun mengawasi Bara dari kejauhan. Beberapa menit kemudian Bara
keluar dari rumahnya dan memasukkan tiger merahnya kedalam rumah. Tak lama
kemudian ada sebuah sedan yang berhenti tepat di rumah Bara, ternyata yang
mengemudi adalah seorang cowok dan cowok itu pun menghampiri Bara yang berdiri
di depan pintu. Mereka berbincang – bincang cukup lama, setelah itu Bara dan
cowok misterius tersebut naik ke dalam mobil dan meninggalkan rumah Bara. Karin
mengikuti mobil tersebut dengan kecepatan rendah, karena takut Bara dan cowok
itu tau kalau sedang diikuti.
Dalam perjalanan otak Karin sudah
penuh dengan dugaan bahwa Bara adalah seorang gay, Karin hampir yakin bahwa
Bara adalah gay. Karin pun kaget saat mobil yang ditumpangi oleh Bara dan cowok
misterius tersebut berhenti di depan sebuah hotel berbintang. Mereka pun turun
dari mobil layaknya sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Karin semakin
penasaran dan ingin mengetahui lebih jauh lagi apa yang mereka lakukan di dalam
hotel tersebut. Akhirnya Karin turun dan mengikuti mereka dari kejauhan, ternyata
mereka berdua menuju kamar hotel.
Karin berjalan menuju lobi dengan
perasaan kacau. Karin bingung kenapa rasa ingin tau nya sangat tinggi terhadap
Bara yang jelas – jelas Bara cuek menanggapi Karin. Tiba – tiba Bara keluar
dari kamar dan menghampiri Karin, Karin pun kaget dengan kehadiran Bara. Kaos
yang dikenakan Bara sudah dipenuhi dengan keringat dan wajahnya terlihat sangat
letih. “Kamu ngapain disini? Jangan – jangan kamu yang mengikutiku dari tadi?”
Tanya Bara. “Aku.. hmmm, maaf aku sudah mengikutimu, aku ingin mengetahui
kenapa kamu menyakiti perasaan cewek? Aku takut kamu seorang…nggg..”. jawab
Karin dengan nada tinggi. Dan Bara pun menjawab dengan singkat “iya, aku memang
seorang gay”.
Setelah kejadian di hotel itu, Karin
tidak pernah bertemu dengan Bara di sekolah. Ternyata Bara sudah tidak masuk
sekolah selama 3 hari. Sepulang sekolah Karin mampir ke rumah Bara. Sesampainya
disana Karin hanya berjumpa dengan seorang bapak yang berkata bahwa Bara sudah
pindah, dan Bara hanya menitipkan sebuah surat kepada bapak tersebut. Surat itu
ditujukan kepada Karin. Setelah Karin sampai di rumah, Karin membaca surat
tersebut. Di dalam surat itu berisi tentang sebuah pengakuan Bara kepada Karin.
Bara mengakui bahwa dirinya adalah seorang gay, Bara membeci cewek, papanya
meninggal gara – gara melihat mamanya selingkuh. Saat itu Bara sangat terpukul
melihat kenyataan yang terjadi dalam hidupnya. Namun Bara bahgia bisa mengenal
Karin.
Kritik
Cerpen Di Balik Seorang Gay.
Dalam cerpen ini, penulis seharusnya
tidak menggunakan bahasa yang sulit untuk di pahami dan juga terlalu berlebihan,
di dalam cerpen ini kata – katanya juga banyak yang di ulang. Tokoh Widi juga
terlalu berlebihan saat menjelaskan tokoh Bara. Untuk lattar tempat dan
waktunya juga kurang jelas, untuk tokoh Bara dan Karin juga harus diperjelas
lagi. Seharusnya di dalam cerpen “di balik seorang gay” ini di ceritakan
bagaimana kehidupan awal nya tokoh Bara dan Karin, disini juga tidak dijelaskan
kenapa tokoh Karin pindah sekolah. Terlalu banyak tokoh tambahan yang tidak
dijelaskan di dalam cerpen ini, sehingga pembaca akan merasa bingung. Untuk
endingnya juga kurang menarik, tidak dijelaskan kenapa tokoh Bara menghilang
begitu saja, seharusnya setelah kejadian yang terjadi di hotel tersebut tokoh
Bara menemui tokoh Karin untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
Comments
Post a Comment