Identitas
Jurnal
Nama Jurnal : Stategi
Kepemimpinan Pembelajaran menyongsong Implementasi ::Kurikulum 2013
Nama Penulis : Husaini Usman dan Nuryadin Eko Raharjo
Tahun Terbit : Februari 2013
Nama Terbitan : Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan
Penerbit : Lembaga
Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan UNY
Latar Belakang
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) sebagai
penghasil tenaga kerja
perlu memperhatikan keunggulan
komparatif dan kompetitif.
Keunggulan komparatif merupakan
kemampuan dalam menghasilkan barang/jasa
dengan biaya yang
lebih hemat, mutu yang lebih
hebat, dan waktu yang lebih tepat.
Keunggulan kompetetif dapat pula dimaknai daya saing lulusan SMK dalam
mendapatkan pekerjaan sebagai pe kerja atau menciptakan lapangan kerja sebagai
wirausaha karena tujuan SMK adalah untuk menghasilkan lulusan lulusan yang siap
bekerja sesuai bidang keahliannya baik ikut bekerja dengan orang lain sebagai
pekerja maupun berwirausaha.
Penyebabnya antara lain kepala sekolah masih cenderung sebagai
manager bukan sebagai leader pembelajaran. Akibatnya, ia lebih fokus pada
urusan administratif dan sistem daripada urusan pemberdayaan guru untuk
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa. Kepala sekolah yang efektif
adalah kepala sekolah yang memiliki keseimbangan sebagai manager dan leader
(Smith & Piele, 2008).
Masalah yang dihadapi SMK
saat ini adalah belum ada konsep yang jelas tentang kepemimpinan pembelajaran
dalam menyongsong implentasi Kurikulum 2013. Oleh sebab itu, kepemimpinan
pembelajaran menyongsong implementasi Kurikulum 2013 perlu diteliti. Penelitian
dengan judul tersebut sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam implementasi kurikulum 2013 perlu adanya
strategi kepemimpinan pembelajaran.
Pembahasan
Soutworth (2002) menyatakan kepemimpinan pembelajaran adalah
perhatian yang kuat terhadap pengajaran dan pembelajaran, termasuk pembelajaran
profesional oleh guru sesuai perkembangan siswa. Sejalan dengan pendapat
Soutworth tersebut, Hallinger (2003) menyatakan bahwa kepemimpinan pembelajaran
dipandang sebagai kepemimpinan direktif kepala sekolah yang kuat berfokus pada
kurikulum dan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Southworth dan Hallinger di
atas, Bush dan Glover (2003) menyatakan bahwa kepemimpinan pembelajaran fokus
pada pengajaran dan pembelajaran serta perilaku guru dalam mengajar siswa.
Pengaruh pemimpin ditargetkan pada pembelajaran siswa melalui guru. Penekanan
langsung pada dampak pengaruh daripada proses itu sendiri.
Ketiga pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang fokus
pada peningkatan mutu pembelajaran siswa melalui guru. Kelemahan dari konsep
kepemimpinan pembelajaran adalah terlalu berpusat pada kepala sekolah sehingga
kepala sekolah cenderung otoriter dalam menerapkan kepemimpinannya.
Sistem implementasi kurikulum 2013 memerlukan perubahan manajemen
dan kepemimpinan, kultur dan iklim sekolah terhadap kurikulum, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana untuk menghasilkan lulusan yang
kompeten (Bahan Uji Publik Kurikulum 2013). Untuk mewujudkan semua itu, perlu adanya strategi kepemimpinan
pembelajaran.
Adapun Konsep strategi kepemimpinan pembelajaran menyongsong implementasi
Kurikulum 2013 meliputi empat kategori yaitu:
1. keteladanan
Keteladanan
adalah ucapan, bahasa tubuh, sikap, dan tindakan positif yang dapat dicontoh
oleh orang lain. Keteladanan sebagai pemimpin pembelajaran antara lain
ditunjukkan oleh gejala-gejala (fenomena) rutin yang tampak secara fisik yaitu
memiliki komitmen dan tanggung jawab yang tinggi terhadap mutu proses dan hasil
pembelajaran, memotivasi dan memfasilitasi guru untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pembelajaran, memberi contoh yang baik dalam menyiapkan, melaksanan,
dan menilai pembelajaran, sering berdialog dan berdiskusi dengan guru
permasalahan mutu pembelajaran serta upaya penyelesaiannya. Sering memantau
proses pembelajaran.
2. Pembelajaran dikelas dan luar kelas
Pembelajaran
adalah kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi untuk mentransformasikan,
melestarikan, dan mengkritisi iptek dan kultur yang dilakukan di dalam dan di
luar kelas. Pembelajaran di kelas ditunjukkan dengan adanya proses belajar dan
mengajar di dalam kelas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Sedangkan
pendidikan di luar kelas Pembelajaran di luar kelas dilaksanakan melalui
kegiatankokurikuler dan ekstrakurikuler yang diikuti oleh sebagian siswa yang
dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi siswa.
3. kultur sekolah
Kultur
sekolah adalah keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, norma-norma, tradisi bersama
yang mengikat. Nilai-nilai dan keyakinan kepala sekolah yang mewarnai kultur
sekolah yang dapat mendukung pelaksanaan pendidikan dan menciptakan keefektifan
dan kenyamanan.
4. Penguatan
Penguatan
adalah usaha-usaha profesional yang dilakukan untuk meningkatkan mutu hasil dan
proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas. Adapun
upayanya, dengan cara melakukan pemantauan ke kelas-kelas dan memantau kinerja
guru secara terus-menerus agar proses pembelajara dan kinerja guru berjalan
secara maksimal
Analisis
Kritik
Berdasarkan SK Dirjen Dikti Kemdikbud Nomor:
80/DiktilKep/2012, tanggal 13 Desember 2012, tentang
Hasil Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah Periode I1 Tahun 2012, Nama Terbitan
Cakrawala Pendidikan, Jurnal Imiah Pendidikan ISSN: 0216-1370, Penerbit Lembaga Pengembangan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan UNY, ditetapkan sebagai Terbitan Berkala Ilmiah
Terakreditasi sampai dengan Desember 2017. Dengan demikian jurnal yang berjudul
Stategi Kepemimpinan Pembelajaran menyongsong Implementasi Kurikulum 2013
sudah terakreditasi dan diakui oleh Pemerintah, dan dapat dijadikan pedoman
untuk ke depannya.
Dalam isi jurnal tersebut memaparkan penjelasan- penjelasan yang
sangat lengkap, konsep, yang mana isinya
berupa jawaban – jawaban untuk mengetahi
strategi kepemimpinan menyongsong kurikulum 2013, agar bisa menghasilkan peserta didik yang
yang berkualitas dan dapat disiapkan untuk masa yang akan datang. Sebagaimana
tujuan kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia agar memiliki kemampuan
hidup sebagi pribadi pribadi yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkonstribusi pada kehidupan masyarakat, berbangsa,
bernegara dan peradaban.
Dalam isinya menyajikan hasil penelitian dan pembahasan yang
lengkap. Dan juga berisi pendapat- pedapat tokoh pendidikan yang berguna bagi
kita untuk menambah wawasan baru tentang konsep stategi kepemimpinan pembelajaran.
Dari berbagai pendapat tersebut, dapat
disimpulkan strategi kepemimpinan pembelajaran meliputi :
1.
Keteladanan
2.
Pembelajaran
dikelas dan diluar kelas
3.
Kultur
sekolah
4.
Penguatan.
Kekurangan dari jurnal tersebut, dalam penulisannya adalah ada
singkatan –singkatan yang jarang para pembaca tahu. Dalam penyusunannya kurang
sistematis yaitu dalam pendahuluan belum terperinci apakah itu latar dan
landasan teori. Dalam isinya juga tidak ditemukan stategi kepemimpinan pembelajaran untuk SMA
dan terkhususkan untuk SMK. Sehingga kita tidak tahu strategi kepemimpinan
pembelajaran SMA.
Saran
Saran untuk kepala sekolah Implementasi Kurikulum2013 menuntut
perubahan kepemimpinan dan manajemen sekolah (kesiswaaan, sarana prasarana,
keuangan, kelas, pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan), iklim
akademik, dan kultur sekolah. Oleh sebab itu, kepala sebagai agen perubahan
sebaiknya mengubah diri bukan hanya sebagai manager yang sibuk menangani sistem
sekolah tetapi juga sebagai leader yang sibuk menangani guru melalui
kepemimpinan pembelajaran dengan cara melaksanakan terjun langsung dan memantau
proses belajar mengajar.
Saran untuk Pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan dan kebudayaan
hendaknya memfasilitasi Kepala SMK dan guru untuk mengadakan pelatihan atau bimbingan
teknik antara lain pelatihan manajemen perubahan, manajemen kelas, manajemen
pembelajaran, manajemen kesiswaan khususnya peminatan siswa, kepemimpinan
pembelajaran, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, dan manajemen
pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen kurikulum, administrasi persuratan
dan pengarsipan berbasis ICT, sistem informasi manajemen sekolah berbasis ICT.
Semua materi berbasis implementasi Kurikulum 2013, Materi hendaknya
yang lebih mengutamakan praktik daripada teori sehingga banyak kasus dan
simulasinya. Khusus untuk materi pelatihan Kepemimpinan pembelajaran disarankan
menggunakan model OECD dengan berbagai modifikasi yang sesuai dengan kultur dan
kemampuan sekolah di Indonesia.
Comments
Post a Comment