Skip to main content

Resensi Novel 99 Cahaya di Langit Eropa


Oleh :Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra

Judul Buku      :  99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis             :  Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit           :  PT.GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
Cetakan           :  VI , November 2013
Tebal               :  vi + 420 halaman
           

Novel ‘’99 Cahaya Di Langit Eropa ” karya dari putri Amien Rais yang bernama Hanum Salsabiela Rais bersama teman perjalanan sekaligus suaminya, Rangga Almahendra. Hanum yang lahir dan menempuh pendidikan di Yogyakarta hingga mendapat gelar Dokter Gigi dari FKG UGM ini memulai petualangan di Eropa selama tinggal di Austria menemani sang suami, lulusan cumlaude di ITB Bandung dan UGM (S2), menempuh beasiswa S3 dari Pemerintah Austria di WU Vienna.Hanum dan Rangga tinggal selama 3 tahun di eropa saat rangga mendapat beasiswa program doktoral di Universitas di Austria. Keduanya berkesempatan menjelajahi eropa dan menemukan keindahan eropa yang tidak sekadar hanya Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia.
Namun, mereka menemukan keindahan lain dari Eropa, mereka menjelajah sejarah dan menemukan bahwa Islam pernah berjaya di tanah itu. Eropa dan islam pernah menjadi pasangan serasi. Namun, ketamakan manusia membuat dinasti itu runtuh.
Melalui buku ini, penulis ingin menceritakan tentang beberapa tempat dimana islam mempunyai kisah yang cukup menarik didalamnya. Kisah-kisah dari beberapa tempat didalamnya yang bisa membuat penulis dan pembaca enggan untuk melakukan kesalahan yang sama. Tempat itu antara lain Wina (austria), Paris (Perancis), Granada dan Cordoba (andalusia/Spanyol), dan Istanbul (turki).
Novel ini seperti novel travelling kebanyakan yang mencoba menceritakan tempat-tempat dan bangunan indah pun menarik perhatian seantero dunia, namun setelah dibaca lebih lanjut ternyata novel perjalanan ini menguak hal-hal yang mungkin selama ini tidak pernah kita, sebagai muslim, bayangkan dan duga sebelumnya ada di ranah Eropa. Dengan kata lain, novel ini mencoba menunjukkan bahwa Eropa menyimpan misteri peradaban luhur sejarah Islam, tak hanya terbatas pada Eiffel atau Colosseum belaka.Novel ini bercerita tentang perjalanan Hanum menjelajah Eropa yang terbagi dalam 4 bagian besar tempat-tempat yang dikunjungi Hanum, yaitu Vienna (Wina) – Austria, Paris, Cordoba – Granada, dan Istanbul. Terselibnya cerita pertemuan dan persahabatan Hanum dengan saudara-saudara muslim di tempat itu seakan mengajak pembaca untuk turut merasakan persahabatan pun kebersamaan selama perjalanan spiritual ini.
Pembaca akan merasakan seolah-olah sedang mengelilingi eropa dengan berbagai model pendeskripsian dari penulis yang menghadirkan gambaran Eropa kedalam imajinasi kita.Cerita yang disampaikan begitu santai dengan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga seakan mengajak pembaca turut serta dalam perjalanan spiritual yang dilakukan.Hingga lembar terakhir,buku ini menguatkan kita sebagai seorang muslim bahwa : di belahan bumi manapun, menegakkan aqidah keislaman kita, berarti kita bersiap untuk menjadi “agen muslim sejati” yaitu sebagai muslim yang membawa rahmat bagi sekelilingnya, rahmatan lil alamin &  kebangkitan peradaban Islam adalah saat umat Islam kembali pada Al-Qur’an yang tidak sekedar dibaca, tetapi juga di pelajari dan diteliti detil artinya sesuai dengan bidang keilmuan kita. Menumbuhkan (kembali) kecintaan umat Islam pada Al-Qur’an, akan menjadi dasar kembali bersinarnya peradaban Islam seperti beberapa ribu tahun silam.
Unsur Instrinsik novel ini antara lain Tema  menapak jejak islam di Eropa.Penokohannya Hanum memiliki watak yang Protagonis, karena merupakan mempunyai rasa keingin tahuan pada islam yang sangat besar antara lain.  Rangga memiliki watak Protagonis, Karena bersama-sama Hanum menjelajahi eropa. Fatma memiliki watak protagonis ,karena dialah yang pertama kali mengajak hanum menyusuri rahasia-rahasia kebesaran islam di eropa. Eyse memiliki watak protagonis,karena anak dari Fatma yang selalu menuruti perkataan ibunya. Selim juga memiliki watak
Protagonis, karena membantu Fatma dan menjelaskan segala yang diketahuinya tentang islam di eropa. Paul: Antagonis,karena telah menghina kerajaan turki yang pernah berkuasa. Imam Hashim memiliki watak Protagonis,karena menjelaskan tentang  islam di daerah Wina. Natalie Dewan juga memiliki Protagonis, karena merupakan agen muslim sejati yang tidak hanya mempromosikan islam bukan hanya dari mulut tapi dari perbuatannya. Marion Protagonis Karena membantu Hanum menjelajahi eropa. Gomez memiliki watak Protagonis karena mengantar rangga dan hanum ke tempat-tempat sejarah islam di eropa.    Hasan juga memiliki watak yang Protagonis, karena sudah menjadi agen muslim yang baik di spanyol.Dan yang terakhir,  Sergio memiliki watak Protagonis, Karena menjadi pemandu yang baik.Novel ini juga memiliki latar tempat yaitu Austria,Granada,Cordoba,Paris,dan Mekkah.
         Suasana dalam novel ini Menyenangkan,Menegangkan,dan Menyedihkan.Plot atau Alur dalam novel ini adalah termasuk alur maju mundur (campuran).Dalam novel ini terdapat sudut pandang orang pertama.Novel ini memiliki amanat bahwa Jadikanlah sejarah menjadi pelajaran berharga bagi kita generasi muda muslim.Meskipun begitu novel ini memiliki kelemahan dan kelebiha. Kelemahan novel ini adalah
         Cerita yang disampaikan begitu santai dengan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga seakan mengajak pembaca turut serta dalam perjalanan spiritual yang dilakukan.Hingga lembar terakhir,buku ini menguatkan kita sebagai seorang muslim bahwa : di belahan bumi manapun, menegakkan aqidah keislaman kita, berarti kita bersiap untuk menjadi “agen muslim sejati” yaitu sebagai muslim yang membawa rahmat bagi sekelilingnya, rahmatan lil alamin &  kebangkitan peradaban Islam adalah saat umat Islam kembali pada Al-Qur’an yang tidak sekedar dibaca, tetapi juga di pelajari dan diteliti detil artinya sesuai dengan bidang keilmuan kita.Sedangkan kelemahan novel ini adalah Pemotongan sub bab dalam buku terkesan dipaksakan. Ketika telah sampai pada akhir sub bab, tiba-tiba kita masuk kembali pada rangkaian cerita sebelumnya yang terputus.
        Selain unsur instrinsik,pada novel ini juga terdapat unsur ekstrinsiknya yaitu Nilai Kebudayaan: bahwa pada novel ini dicetakan orang Indonesia yang menemukan berbagai bukti kebudayaan-kebudayaan islam di Eropa. Kehancuran Islam di Eropa adalah karena setitik nilai perang saling menguasai yang menyebabkan trauma berkepanjangan. Jika proses masuknya Islam terus konsisten melalui cara damai seperti di Indonesia tentulah, Eropa hingga kini masih bercahaya sebagaimana Cordoba berhasil menerangi abad gelap di Eropa. Kini minoritas Islam di Eropa harus berjuang untuk mengembalikan citra Islam yang keras menjadi lembut,  seperti Fatma yang tetap santun meski mendengar hujatan dari orang-orang Eropa non muslim. Itulah sejatinya Islam, agama yang cinta damai.
         Sayang, selalu dan masih saja ada yang memaknai Islam harus ditegakkan dengan jalan yang keras, menebar teror melalui hembusan jihad, atau demo yang berujung anarkis seperti di Indonesia. Sudah saatnya umat Islam belajar dari kegagalan Islam berjaya di Eropa. Nafsu untuk menjadi lebih, nafsu untuk menguasai, dan nafsu merasa paling benar atas nama agama hanya akan memperburuk citra Islam di mata dunia.





Comments

Popular posts from this blog

Cabang Kaidah Masyaqqah Tajlibu Al-taisir

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Syariat Islam tidak mentaklifkan kepada manusia sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh mereka dan sesuatu yang boleh menjatuhkan mereka ke dalam kesusahan atau dengan sesuatu yang tidak bertepatan dan serasi dengan naluri serta tabiat mereka. Masyaqqah atau kesukaran yang akan menjadi sebab kepada keringanan dan dipermudahkan berdasarkan kaedah ini ( masyaqqah tajlibu al-taisir ) ialah masyaqqah yang melampaui hal biasa dan tidak mampu ditanggung oleh manusia pada kebiasaannya, bahkan bisa memudaratkan diri seseorang dan menghalanginya dari melakukan   amal yang berguna. Kesukaran dan kesulitan yang menjadi problematika dan dilema yang terjadi pada mukallaf menuntut adanya penetapan hukum untuk mencapai kemaslahatan dan kepastian hukum guna menjawab permasalahan yang terjadi.  Sebelum adanya makalah ini, terdapat penjelasan tentang qaidah pokok dari masyaqqah tajlibu al-taisir, dan ini adalah tahap yang selanjutnya yaitu membaha

Tahapan – tahapan Dalam Tasawuf Untuk Mencapai Ma’rifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat sejarah kehidupan dan perjuangan al-Gazali (450-505 H./1058-1111 M.) yang panjang dan melelahkan untuk mencari pengetahuan yang benar (al-makrifat) yang mampu meyakinkan dan memuaskan batinnya, akhirnya, ia temukan pengetahuan yang benar setelah ia mendalami dan mengamalkan ajaran kaum sufi. Dalam kajian ilmu tasawuf “Ma’rifat” adalah mengetahui Tuhan dari dekat, sedekat-dekatnya sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan”. Menurut shufi jalan untuk memperoleh ma’rifah ialah dengan membersihkan jiwanya serta menempuh pendidikan shufi yang mereka namakan maqamat, seperti hidup, taubat, zuhud, wara’, ikhlas, sabar, syukur, qona’ah, tawakal, ridlo, mahabbah,  barulah tercapai ma’rifat. Dengan kata lain ma’rifat  merupakan maqomat tertinggi dimana puncak seorang hamba bersatu dengan sang Khaliq.    Dalam makalah ini kita akan membahas tentang Ma’rifah dan Tahapan-tahapan untuk mencapai ma’rifat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

TAFSIR AYAT TENTANG KEBUTUHAN DAN KEINGINAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Al-Quran merupakan mukjizat yang sampai saat ini masih bisa kita pegang dan jumpai. Tak hanya mampu menjadi sumber hukum utama bagi umat Islam. Al-Quran juga mengandung beragam pengetahuan yang mampu mengikuti perkembangan zaman, tak terkecuali dalam hal ekonomi. Begitu banyak ayat al-Quran yang menerangkan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Terdapat beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan hal tersebut. Di antara ayat tersebut terdapat dalam surat al-Mu’min ayat 80, al-Baqarah ayat 216, dan an-Nisa’ ayat 27 yang perlu dikaji lebih dalam demi terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang sesuai prinsip Islam. B.      Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.       Bagaimana tafsir, kajian ekonomi, serta cotoh nyata dalam surat al-Mu’min ayat 80? 2.       Bagaimana tafsir, kajian eko