Skip to main content

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH TAKZIR



“PENGARUH TAKZIR TERHADAP PARA SANTRI YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN MENGAJI DI PONDOK PESANTREN AVISSINA KOTA KEDIRI”



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pada masa silam pondok pesantren di Indonesia dapat merespon tantangan-tantangan zamannya dengan sukses dan mampu merespons permasalahan-permasalahan yang muncul di masyarakat. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia, setelah rumah tangga. Dengan bertambahnya zaman yang semakin modern ini, kini banyak pesantren yang sudah maju mengikuti alur perubahan zaman. Tetapi dari sini masih ada sebagian pesantren yang sampai saat ini masih mempertahankan kesalafannya.
Pesantren sebagai komunitas dan sebagai lembaga pendidikan yang besar dan luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan saham dalam pembentukan manusia yang religius. Dan di dalam sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya yaitu sistem pondok pesantren biasanya mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri, dan keberanian hidup.
Kelangsungan hidup suatu pesantren amat tergantung kepada daya tarik tokoh sentral (kiai atau guru) yang memimpin, meneruskan atau mewarisinya. Jika pewaris menguasai sepenuhnya, baik pengetahuan keagamaan, wibawa, keterampilan mengajar, dan kekayaan lainnya yang diperlukan, maka umur pesantren akan lama bertahan.
Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran makin lama makin berubah, karena dipengaruhi oleh perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat dilingkungan pondok pesantren sendiri. Namun sebagian pesantren tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.
Didalam pesantren pastinya ada banyak kegiatan yang diadakan. Mulai dari jama’ah, mengaji, baik mengaji kitab maupun mengaji qur’an atau bahasa lainnya sorogan Al-qur’an, atau kegiatan lainnya. Setiap kegiatan dipondok pesantren seorang santri yang tidak mengikuti kegiatan tersebut biasanya dikenakan sanksi atau takzir. Dari sini penelitian ini berjudul “PENGARUH TAKZIR TERHADAP PARA SANTRI YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN MENGAJI DI PONDOK PESANTREN AVISSINA KOTA KEDIRI”.

B.  Rumusan Masalah
Penelitian akan dapat dilaksanakan secara baik, jika dirumuskan permasalahannya terlebih dahulu. Adapun rumusan masalahnya adalah:
1.      Bagaimana peran pondok pesantren ?
2.      Apakah dengan adanya takzir atau sanksi bisa menyadarkan para santrinya ?
3.      Apakah benar ada pengaruh hubungan takzir terhadap santri yang tidak mengikuti kegiatan mengaji ?

C.  Tujuan Penelitian
1.         Untuk mengetahui peran pondok pesanten.
2.         Untuk mengetahui dengan adanya takzir bisa menyadarkan para santrinya.
3.        Untuk mengetahui apa benar ada pengaruh hubungan takzir terhadap santri yang tidak mengikuti kegiatan mengaji.

D.  Hipotesis Penelitian
Salah satu dari ciri penelitian berjenis penelitian kuantitatif adalah kebenaran hipotesis, yang merupakan dugaan sementara sebelum penelitian dilakukan. Dugaan hasil berupa positif maupun negatif. Karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan data. Pada sebelumnya hepotesis hanya dugaan atau perkiraan yang belum di uji kebenarannya, hanya untuk membantu pendekatan permasalahan.Adapun Hipotesis dari penelitian ini adalah:
Ha      : Ada pengaruh hubungan takzir atau sanksi terhadap santri yang tidak mengikuti kegiatan mengaji di pondok pesantren avissina kota kediri.
Ho    : Tidak ada pengaruh hubungan takzir atau sanksi terhadap santri yang tidak mengikuti kegiatan mengaji di pondok pesantren avissina kota kediri.




Comments

Popular posts from this blog

Cabang Kaidah Masyaqqah Tajlibu Al-taisir

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Syariat Islam tidak mentaklifkan kepada manusia sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh mereka dan sesuatu yang boleh menjatuhkan mereka ke dalam kesusahan atau dengan sesuatu yang tidak bertepatan dan serasi dengan naluri serta tabiat mereka. Masyaqqah atau kesukaran yang akan menjadi sebab kepada keringanan dan dipermudahkan berdasarkan kaedah ini ( masyaqqah tajlibu al-taisir ) ialah masyaqqah yang melampaui hal biasa dan tidak mampu ditanggung oleh manusia pada kebiasaannya, bahkan bisa memudaratkan diri seseorang dan menghalanginya dari melakukan   amal yang berguna. Kesukaran dan kesulitan yang menjadi problematika dan dilema yang terjadi pada mukallaf menuntut adanya penetapan hukum untuk mencapai kemaslahatan dan kepastian hukum guna menjawab permasalahan yang terjadi.  Sebelum adanya makalah ini, terdapat penjelasan tentang qaidah pokok dari masyaqqah tajlibu al-taisir, dan ini adalah tahap yang selanjutnya yaitu membaha

Tahapan – tahapan Dalam Tasawuf Untuk Mencapai Ma’rifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat sejarah kehidupan dan perjuangan al-Gazali (450-505 H./1058-1111 M.) yang panjang dan melelahkan untuk mencari pengetahuan yang benar (al-makrifat) yang mampu meyakinkan dan memuaskan batinnya, akhirnya, ia temukan pengetahuan yang benar setelah ia mendalami dan mengamalkan ajaran kaum sufi. Dalam kajian ilmu tasawuf “Ma’rifat” adalah mengetahui Tuhan dari dekat, sedekat-dekatnya sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan”. Menurut shufi jalan untuk memperoleh ma’rifah ialah dengan membersihkan jiwanya serta menempuh pendidikan shufi yang mereka namakan maqamat, seperti hidup, taubat, zuhud, wara’, ikhlas, sabar, syukur, qona’ah, tawakal, ridlo, mahabbah,  barulah tercapai ma’rifat. Dengan kata lain ma’rifat  merupakan maqomat tertinggi dimana puncak seorang hamba bersatu dengan sang Khaliq.    Dalam makalah ini kita akan membahas tentang Ma’rifah dan Tahapan-tahapan untuk mencapai ma’rifat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

TAFSIR AYAT TENTANG KEBUTUHAN DAN KEINGINAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Al-Quran merupakan mukjizat yang sampai saat ini masih bisa kita pegang dan jumpai. Tak hanya mampu menjadi sumber hukum utama bagi umat Islam. Al-Quran juga mengandung beragam pengetahuan yang mampu mengikuti perkembangan zaman, tak terkecuali dalam hal ekonomi. Begitu banyak ayat al-Quran yang menerangkan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Terdapat beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan hal tersebut. Di antara ayat tersebut terdapat dalam surat al-Mu’min ayat 80, al-Baqarah ayat 216, dan an-Nisa’ ayat 27 yang perlu dikaji lebih dalam demi terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang sesuai prinsip Islam. B.      Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.       Bagaimana tafsir, kajian ekonomi, serta cotoh nyata dalam surat al-Mu’min ayat 80? 2.       Bagaimana tafsir, kajian eko