A. PENGERTIAN MP-ASI
1. Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman
yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.
2. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang
semata berbASIs susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga
dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari
refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan
memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.
3. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak .
4. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan
kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang
bertambah pesat pada periode ini.
Indikator
bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :
a. Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk
tegak tanpa disangga,
b. Menghilangnya refleks menjulurkan lidah,
c. Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan
dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk
mrnunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk
menunjukkan ketertarikan pada makanan.
B. PERMASALAHAN DALAM PEMBERIAN MP-ASI
Dari hasil
beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak
disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini
memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan
pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan
kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi
berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah,
sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
Beberapa
permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :
1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI
keluar)
Makanan
pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu,
pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini
sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhASIlan menyusui.
2. Kolostrum dibuang
Kolostrum
adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna
kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada
bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari
penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan
dibuang.
3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat
Pemberian
MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan) menurunkan konsumsi ASI
dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah
lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup
Pemberian
MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik
kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan
ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak,
dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta
beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI
Pada usia 6
bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang
dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh
dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk
mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini
dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu
baru MP-ASI.
6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang
Frekuensi
pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak
terpenuhi.
7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja
Di daerah
kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI
dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena kurangnya pemahaman
tentang manajemen laktASI pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat
gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
8. Kebersihan kurang
Pada umumnya
ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan
makanan pada anak. MASIh banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan
makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku
kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit
infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.
9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga
Banyak
keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar,
seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak baduta dan bila makan
bersama-sama anak baduta selalu kalah.
C. HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT DALAM PEMBERIAN MAKANAN
PENDAMPING ASI
1. Jenis-jenis makanan padat antara lain :
a. Pisang.
Banyak bayi
yang memulai makanan padatnya dengan pisang yang dihaluskan. Pisang yang anda
pilih sebaiknya pisang kepok merah yang memang umumnya diberikan pada bayi.
Untuk awal mula mungkin 1 buah pisang kecil sudah cukup dan bisa anda kerik
dengan sendok kecil agar halus dan mudah ditelan bagi anak anda yang belum
punya gigi saat ini.
b. Bubur beras merah.
Anda dapat
membuat sendiri dengan cara membeli beras merah yang ada di supermarket dan
menjadikan bubur. Cara pemberiannya pun mudah, anda dapat mencampurkan bubur
beras merah yang kaya dengan vitamin ini dengan susu formula bayi agar lidah
bayi anda tidak merasa asing. Untuk pertama kali, buatlah sedikit dahulu dan
ini bisa dijadikan variasi makanan agar bayi tidak bosan.
c. Sayuran.
Sayuran yang
dapat anda berikan bisa berupa wortel, brokoli atau bayam yang dihaluskan, bisa
dengan dicincang atau di blender. Anda dapat mencampurkan sayuran ini pada
bubur bayi. Cucilah terlebih dahulu sayurannya dengan pencuci sayuran agar
pestisida yang terdapat di sayuran terbuang.
d. Sereal/biscuit bayi.
Cara
pemberiannya dapat dicampur dengan susu formula bayi atau jika itu biscuit agar
tidak terlalu manis anda dapat menghancurkannya cukup dengan air hangat.
2. Jenis dan karakter dari makanan Makanan pendamping ASI
itu disesuaikan dengan umur bayi:
a. Bayi 0 – 6 Bulan
Bayi usia
0-6 bulan sebenarnya tidak memerlukan makanan pendamping, dengan ASI saja sudah
mencukupi. ASI ekslusif dewasa ini disarankan memang sampai dengan bayi usia 6
bulan. Namun bila kebutuhan ASI tidak mencukupi, atau ada hal tertentu yang
menyangkut kondisi sang ibu seperti tidak keluarnya ASI, pemberian makanan
penunjang bisa dilakukan.
Pada usia
3-4 bulan, bayi bisa diberikan buah-buahan seperti pisang dan air jeruk manis.
Pemberian bubur susu (makanan lumat sampai lembik) disesuaikan dengan keperluan
masing-masing bayi. Makanan padat bayi pertama ini (bubur susu) dapat dibuat
dari tepung seperti tepung beras, jagung atau havermouth dengan ditambahkan
susu dan gula. Pemberian bubur susu dan buah-buahan 1x sehari.
Usia sebelum
4 bulan ini dapat pula mulai diberikan telur ayam, tetapi harus waspada kemungkinan
alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi alergi, pemberian telur
ditangguhkan. Biasanya bayi sudah tahan telur pada usia 7 bulan ke atas.
Untuk
pemberian makanan lumat bisa memilih waktu yang sesuai misalkan sekitar jam
09.00 dengan memperhatikan bahwa kira-kira 2 jam sebelumnya tidak diberi
apa-apa. Pada bayi usia 5-6 bulan dapat diberikan 2x bubur susu sehari,
buah-buahan dan juga telur.
b. Bayi 6 – 8 Bulan
Bayi dapat
mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan lunak dan makanan campuran yang
lengap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani
(hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan makanan sumber protein
nabati seperti tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel.
Sehingga nasi tim ini merupakan makanan yang mengandung nutrien lengkap.
Selama bayi,
pemberian nasi tim ini harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan
menelannya dan tidak mempersulit atau memperberat pencernaan.
c. Bayi 8 – 12 Bulan
Bubur susu
sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu pada pagi hari sebagai
makan pagi misalnya sekitar jam 09.00. Siang hari sekitar jam 13.00 sebagai
makan siang dan sore hari sekitar jam 17.00 – 18.00 sebagai makan malam.
Bila bayi
disusui lebih dari 1 tahun, harus diperhatikan kemungkinan timbulnya anoreksia
(berkurangnya atau hilangnya napsu makan) terhadap makanan lain sehingga anak
bisa kekurangan protein dan kalori yang akhirnya menderita penyakit malnutrisi
energi protein.
Pengaturan
makan yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah kelancaran pengaturan makan
pada usia selanjutnya. Pada akhir masa bayi telah dibiasakan abyi menerima
makanan 3x sehari
3. Makanan Buatan dan Susu Formula
Memberikan
makanan buatan hanya dibenarkan bila menyusui tidak dapat dilaksanakan,
misalnya produksi ASI tidak ada atau sangat kurang. Susu formula sebagai
pengganti ASI kebanyakan dibuat dari susu sapi. Hampir semua tersedia dalam
bentuk bubuk dan hanya memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum
disajikan. Pengganti ASI (PASI) ini dapat dikelompokan berbagai macam baik
menurut rasa, menurut Ph cairan, kadar nutrien, bahan utama protein, maksud
penggunaan maupun menurur komposisi nutriennya.
Bila bayi
tidak menghabiskan hidangan yang disediakan, mungkin bayi telah cukup
mendapatkan pengganti ASI dan sebaliknya bila menghabiskan hidangan yang
disediakan mungkin juga masih kurang sehingga hidangan selanjutnya perlu
diperbanyak terutama jika bayi masih menangis atau belum puas.
4. Pentingnya Variasi
Untuk
memperkenalkan makanan pada bayi, mulailah dengan 1 jenis makanan. Tunggu
paling tidak selama 4 hari sebelum mengenalkan makanan jenis lain. Adanya
tenggang waktu membuat bayi makin mengenal dan bisa menerima makanan barunya.
Reaksi alergi biasanya baru muncul beberapa hari setelah jenis makanan itu
dikonsumsi. Jika timbul reaksi alergi jenis tertentu, Anda jadi tahu persis
penyebabnya.
Sebagian
pakar percaya, penting untuk mulai memperkenalkan sayuran hijau dulu, sehingga
pola citarasa bayi tidak ‘termanjakan' dengan rasa manis dari buah-buahan.
Sebagian pakar lagi menganggap itu hanya mitos belaka. Menurut mereka, bayi
terlahir dengan menyukai yang manis-manis. Anda bisa mengombinasikan kedua
pendapat ini, dan melihat mana yang paling pas buat bayi Anda.Yang pasti,
mengombinasikan berbagai jenis makanan akan membuat bayi tidak cepat bosan,
memicu selera makannya plus tidak menjadikannya si pemilih makanan. Jangan
sampai ia terbiasa makan makanan yang itu-itu saja. Ia bisa kekurangan gizi
yang dibutuhkannya.
5. Jadikan Sebagai Rutinitas
Waktu makan—sarapan,
makan siang dan makan malam—harus Anda terapkan secara konsisten. Ini bukannya
tanpa alasan. Sistem pencernaan bayi perlu dilatih untuk belajar menerima,
mencerna, serta menyerap makanan pada waktu-waktu yang ditentukan. Untuk
masing-masing waktu makan itu, sajikan kelompok makanan yang ada dalam tabel
'Jadwal pemberian makanan si kecil' . Perlu dicatat, kalau kenyang si kecil
akan memberi sinyal. Misalnya, menjulurkan lidah atau memalingkan kepala. Jadi,
jangan takut si kecil akan makan secara berlebihan.
6. Mulai Memperkenalkan Biskuit
Anda sudah
bisa mulai memberi biskuit bayi sebagai camilan di antara waktu makan.
Koordinasi antara mata dan tangannya sudah cukup baik, sehingga ia bisa membawa
tangannya ke mulut. Pada umur 7 bulan, rata-rata bayi sudah mampu makan sendiri
biskuitnya. Umumnya, tekstur biskuit yang lembut membuat bayi mudah
mengemutnya, bahkan akan membantu merangsang pertumbuhan giginya.
7. Gizi Penting untuk Usia 6-12 Bulan
Pada usia
6-12 bulan, pola makan anak harus mengikuti piramida makanan. Makin ke atas
makin sedikit porsi makanan yang harus dikonsumsi anak. Berikut urutannya dari
paling bawah ke paling atas:
a. Sumber karbohidrat , yakni roti, jagung, nasi, cereal
, dan sebagainya, dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari @ 1 mangkuk kecil.
b. Sumber zat pengatur , yaknis sayuran dikonsumsi
sebanyak 1-2 kali/hari sekitar 25-50 g mentah. Buah dikonsumsi sebanyak 1-2
kali/hari sekitar 25-75 g.
c. Sumber protein yaitu ASI dikonsumsi sebanyak 2-3
kali/hari. Protein lainnya dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari. Misalnya, ayam
kampung (paha bawah), telur (1/2–1 butir), daging (1/2 potong sedang/20 g),
kacang-kacangan (1-2 sendok makan), tahu (1 potong/50 g), tempe (1 potong/25
g), serta ikan (1 potong sedang/20 g).
Bila perlu,
berikan sumber lemak berupa minyak sebanyak 1/2 sendok teh.
8. Masalah Makanan yang Bisa Timbul Bagi Bayi Usia 6-8
Bulan
Alergi
makanan adalah suatu reaksi yang timbul pada tubuh setelah seseorang
mengonsumsi suatu jenis makanan. Reaksi ini dipicu oleh kondisi kekebalan tubuh
pada orang tersebut. Bila salah satu dari Anda atau pasangan Anda punya riwayat
alergi makanan, risikonya pada si kecil meningkat sampai 20-30%. Jika Anda
berdua alergi, risikonya pada anak naik lagi hingga 40-70%.
Tanda-tanda
si kecil mengalami alergi makanan, antara lain:
a. Ruam di kulit
b. Diare
c. Muntah
9. Kebutuhan Energi MP – ASI
a. Usia 6 – 8 bulan : 200 kkal/hari
b. Usia 9 – 11 bulan : 300 kkal/hari
c. Usia 12 – 23 : 550 kkal/hari
10. Jadwal pemberian mp-asi
UMUR
|
JENIS
|
JUMLAH PEMBERIAN MAKANAN PER HARI
|
0 – 4 bulan
|
ASI (eksklusif)
|
Sekehendak
|
4 – 6 bulan
|
ASI
Sari buah
Bubur susu
|
Sekehendak
1 – 2 x
1 – 2 x
|
6 – 9 bulan
|
ASI
Sari buah
Bubur susu
Tim saring
Telur
|
Sekehendak
1 – 2 x
1 – 2 x
1x
1x
|
9 – 12 bulan
|
ASI
Sari buah
Bubur susu
Tim saring
Telur
|
Sekehendak
1 – 2 x
1 x
2 x
1 x
|
11. Tips dan trik pemberian mp – asi
a. MP – ASI untuk 6 bulan hendaknya di masak semi cair
b. Frekuensi MP – ASI diberikan 1 – 2 x perhari
c. Tingkatkan tekstur makanan bayi menjadi lebih besar
pada usia 9 bulan
d. Mulailah dengan makanan yang tidak menyebabkan energi
e. Hindari pemberian gula dan garam karena selain tidak
akan menambah nutrisi, juga akan mempengaruhi pola kebiasaan makan bayi
f. Pilihlah bahan makanan dengan kualitas terbaik tanpa
tambahan pengental / perasa buatan
g. Sesuaikan jumlah makanan dan berikan makanan dalam
jumlah bertahap
h. Suhu MP – ASI harus dalam suhu ruangan (hangat –
hangat kuku)
i. Higienis : makanan harus terjaga kebersihannya
12. Contoh beberapa mp – asi
a. Beras Merah Brokoli
Bahan : 2
sdm tepung beras merah
50 gr
brokoli
50 ml air
50 ml
ASI/formula
Cara Membuat
:
1) Bersihkan brokoli per kuntum, cuci bersih lalu
dikukus. Setelah matang campur dengan air dan dihaluskan dengan menggunakan
blender.
2) Siapkan panci tuang hasil blender brokili dan tepung
beras merah, masak dalam api kecil hingga matang dan kental.
3) Setelah agak dingin campur dengan ASI, saring dengan
menggunakan saringan kawat.
4) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan
pada bayi Anda.
b. Pure Apel
Bahan : 1 bh
apel
50 ml
ASI/formula
Cara Membuat
:
1) Kupas kulit apel, potong-potong kecil kemudian dikukus
hingga lunak. Haluskan apel kukus dengan menggunakan blender, campur dengan
ASI. Kemudian saring dengan menggunakan saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan
pada bayi Anda.
c. Pure Pisang
Bahan : 1 bh
pisang
50 ml
ASI/formula
Cara Membuat
:
1) Pisang dikupas dan potong-potong kecil, haluskan
dengan garpu tambahkan ASI untuk mengencerkan. Saring dengan menggunakan
saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan
pada bayi Anda.
d. Pure Pepaya Jeruk
Bahan : 1
iris sedang papaya California
50 ml jeruk
baby
Cara Membuat
:
1) Kupas papaya, ambil dagingnya, potong-potong kecil.
Tambahkan jeruk baby dan haluskan dengan menggunakan blender. Saring dengan
saringan kawat.
2) MPASI / Makanan Bayi Pendamping ASI siap diberikan
pada bayi Anda.
Comments
Post a Comment