Pengawetan makanan merupakan suatu cara untuk menurunkan laju
pertumbuhan mikroorganisme merugikan yang dapat menyebabkan bahan
makanan mudah rusak dan cepat busuk. Pengawetan dilakukan untuk
memperpanjang masa simpan (lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa
mengalami kerusakan) produk pangan. Berdasarkan target waktu, pengawetan
dapat bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Caranya pun beraneka
ragam dan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Akan tetapi, inti
dari pengawetan makanan yaitu upaya menahan laju pertumbuhan
mikroorganisme dalam makanan.
Selain dapat mencegah pembusukan bahan makanan, proses pengawetan dapat menciptakan cita rasa tersendiri dari makanan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang menyukai makanan yang diawetkan. Pada dasarnya pengawetan makanan dapat dilakukan baik secara tradisional (pendinginan, pengeringan, penggaraman, pengasapan, dan pemanisan) maupun modern (pengalengan, fermentasi, metode bebas kuman, penggunaan enzim, dan penggunaan bahan-bahan kimia). Namun demikian, perlu diingat bahwa tidak semua zat kimia dapat digunakan untuk mengawetkan bahan makanan. Bahan pengawet yang diindikasikan dapat menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi oleh individu tertentu (yang alergi atau digunakan secara berlebihan), yaitu kalsium benzoat, sulfur dioksida, kalium nitrit, kalsium propionat atau natrium propionat, natrium metasulfat dan, asam sorbat. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan di sistem organ tubuh dan berakibat kematian.
Selain dapat mencegah pembusukan bahan makanan, proses pengawetan dapat menciptakan cita rasa tersendiri dari makanan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang menyukai makanan yang diawetkan. Pada dasarnya pengawetan makanan dapat dilakukan baik secara tradisional (pendinginan, pengeringan, penggaraman, pengasapan, dan pemanisan) maupun modern (pengalengan, fermentasi, metode bebas kuman, penggunaan enzim, dan penggunaan bahan-bahan kimia). Namun demikian, perlu diingat bahwa tidak semua zat kimia dapat digunakan untuk mengawetkan bahan makanan. Bahan pengawet yang diindikasikan dapat menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi oleh individu tertentu (yang alergi atau digunakan secara berlebihan), yaitu kalsium benzoat, sulfur dioksida, kalium nitrit, kalsium propionat atau natrium propionat, natrium metasulfat dan, asam sorbat. Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan di sistem organ tubuh dan berakibat kematian.
Jadi pintar-pintarlah bagamaimana mengawetkan
makanan yang seharusnya perlu di awetkan dan makanan yang tidak perlu di
awetkan, serta gunakanlah metode pengawetan yang benar. Semoga
bermanfaat....
Comments
Post a Comment