Dari beberapa orang banyak
yang masih mengalami kesulitan belajar. Berikut adalah beberapa jenis kesulitan
belajar yang kita temui yakni:
• Kecacatan membaca parah (dyslexia)
Dyslexia merupakan gangguan
ang terjadi pada proses membaca dan atau kemampuan menulis seseorang. Perilaku
yang tampak dari orang yang dyslexia yaitu sulitnya memahami kata-kata
tertulis. Kata-kata yang tertuang dalam tulisan sering terbaca dibalik-balik
atau bahkan huruf-huruf dalam tulisan terbaca secara salah. Tentuanya gangguan
belajar ini sangat menghambat aktivitas seseorang saat menjalani proses belajar
mengajar.
• Masalah berat dengan aritmatika dan matematika (dyscalculia)
Dyscalculia merupakan
gangguan belajar yang terjadi kemampuan menghitung matematika. Dyscalculia
lebih tidak bisa memahami konsep dasar aritmatika yang dijabarkan dalam symbol
matematika ataupun dialog matematika. Misalnya saja ketika melihat tanda (x)
maka yang terlihat adalah tanda (+). Angkapun serimh terlihat terbalik misalnya
27 menjadi 72, dan lain sebagainya.
• Masalah berat dengan ekspresi tertulis dan tulisan tangan (disgrafia)
Disgrafia merupakan gangguan
kemampuan menulis seseorang. Jadi orang yang mengalami kesulitan belajaj
disgrafia itu biasanya tulisannya jelek, hurufnya terbalik atau bahkan sering
mengalami kurang huruf saat menuliskan kata atau kalimat.
• Kesulitan ejaan yang parah (dysorthographia)
Kesulitan belajar jenis dysorthographia adalah kesulitan dalam mengeja. Misalkan ketika sedang mengeja kata T I D
A K setelah mengeja ia tidak bisa menyebut kata yang dieja tadi dan itu
dilakukan berulang-ulang.
• Masalah berat dalam mengingat nama, simbol dan kosa kata (Dysnomia)
Kesulitan belajar Dysnomia merupakan kesulitan dalam mengingat nama, symbol dan kosa kata. Misalnya
dalam mengingat nama orang yang mengalami jenis kesulitan belajar ini mudah
lupa dengan nama seseorang. Setelah kenalan misalnya selang beberapa menit anak
ini akan lupa lagi dengan nama yang sudah dikenalkan tadi selain itu pula ia
juga kesulitan dalam mengingat symbol dan kosa-kosa kata.
A. Penyebab
Learning Disability (Kesulitan Belajar)
Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh beberapa
hal mulai dari factor genetika, factor fisiologis, psikologis hingga lingkungan
yang tidak kondusif dapat memicu munculnya gelaja kesulitan belajar pada
seseorang. Keseulitan belajar yang berdampak pada keterlambatan wicara misalnya
bisa terjadi karena adanya gangguan otak sehingga anak megalami kesulitan dalam
artikulasinya. Penyebab kesulitan belajar yang pertama yakni factor genetic atau
keturunan jadi bila ada kakek neneknya atau neneknya nenek dan lain-lain ada
yang mengalami kesulitan belajar bisa jadi generasi berikutnya ada juga yang
mengalami ksulitan yang sama. Berikutnya factor fisiologis, misalkan seseorang
punya penyakit kronis atau akut juga seringkali kambuh tentu akan menghambat
proses belajar. Hal ini disebabkan karena lemahnya fisik yang berdampak pada
kelemahan saraf sensorik dan saraf motorinya. Sehingga rangsangan yang diterima
melalui indera sulit diteruskan ke otak. Penyebab berikutnya yakni factor
psikologis, misalkan intelegensi atau kecerdasan, disini bisa diukur IQnya
seseorang yang memilihi IQ di bawah rata-rata pasti mengalami kesulitan
belajar. Mereka biasanya sering kesulitan dalam pemahaman bahasa, berhitung dan
kerap kali bermasalah dalam interaksi sosialnya, selain itu motivasi. Sebagai
salah satu factor dalam diri seseorang berfungsi menggerakkan diri untuk terus
belajar. Motivasi yang kurang pada diri seseorang akan membuat seseorang
menjadi mudah menyesah dan putus asa, sering tidak fokus dalam belajar, dan
sering tampak acuh pada orang yang mengajarinya, sehingga mereka mengalami
kesulitan belajar. Penyebab selanjutnya yakni lingkungan keluarga, keluarga memiliki
peran yang sangat penting bagi
pendidikan. Keluarga yang harmonis akan selalu mendukung anggota
keluarganya untuk terus semangat dalam belajar baik disekolah maupun di
lingkungan. Tetapi jika pada keluarga yang bermasah seringkali menimbulkan masalah
pada seseorang. Aspek orang tua, suasana rumah hingga masalah perekonomian bisa
mejadi pemici seseorang dalam belajar. Berikutnya yakni lingkungan sekolah,
sekolah sebagai tempat menimba ilmu kerapkali dijadikan patokan utama untuk
meningkatkan kemampuan seseorang. Fasilitas-fasilitas yang memadai, guru-guru
yang berkualitas dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan transfer ilmu
sekaligus pembentukan kepribadian dan mental mereka, tetapi sebaliknya kestika
fasilitas-fasilitas sekolah atau guru-guru yang tidak professional baik dar
cara pengajarannya atau yang lainnya
bisa memicu kesulitan belajar pada mereka. misalkan seseorang anak
memiliki bakat computer tetapi di sekolah tersebut tidak ada fasilitas computer
itu menjadikan anak tersebut tidak bisa mengembangkankan bakatnya karena tidak
adanya fasilitas yang memadai. Spenyebab selanjutnya yakni lingkungan social,
lingkungan bergaul atau masalah lingkungan social yang tidak kondusif bisa
memicu kesulitan belajar pada anak. Selain itu terdapat pula pemilihan jenis
media massa yang ditontonkan atau yang dibaca sangat penting juga bagi
perkembangan intelektualnya dan kepribadian seseorang tersebut, jika sejak
kecil tidak diarahkan menonton yang baik-baik atau tidak diarahkan membaca yang
positif-positif maka anak akan rentan bermasalah dengan belajarnya.
B. Cara
Mengatasi Kesulitan Belajar
Seseorang yang mengalami
kesulitan belajar perlu mendapatkan penanganan khusus dengan tahapan-tahapan
tertentu. Yang paling penting ketika menangani anak yang kesulitan belajar
yakni memberikan perhatian yang lebih bagi anak tersebut. Mereka mebutuhkan
perhatian khusus, dengan kita memberikan perhatian khusus menjadikan mereka
merasa diperharikan oleh kita, selain itu dibutuhkan pula sara yang memadai
supaya bakat mereka juga dapat tereksplore, penggunaan media pembelajaran juga
sangat membantu dalam mengatasi kesulitan belajar. Beberapa media yang dapat
digunakan banyak sekali mulai dari puzzle, pasir warna, kotak silinder,
geometri 3 dimensi, selain itu misalkan pada anak yang mengalami kesulitan
belajar dyslexia ini bisa menggunakan kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat.
Cacat
Intelektual
Menurut Beirne-Smith,
Ittenbach dan Patton (2002, p.40) menjelaskan keterbelakangan mental di ketentuan
sebagai berikut: keterbelakangan mental adalah salah satu jenis kecacatan dan
umumnya mengacu pada keterbatasan substansial
dalam tingkat ini berfungsi. keterbatasan ini terwujud dalam pertumbuhan
intelektual tertunda, tidak pantas atau tidak dewasa reaksi
terhadap lingkungannya, dan kinerja di bawah rata-rata di akademik,
psikologis, fisik, bahasa, dan domain sosial. Seperti itu keterbatasan
menciptakan tantangan bagi individu untuk mengatasi tuntutan mereka .
Tendapat empat derajat keparahan digambarkan dalam
kecacatan intelektual yakni ringan, sedang, parah, dan mendalam (meskipun dalam
beberapa sistem kategori 'berat' termasuk individu dengan gangguan mendalam dan
beberapa). Setiap tingkat penurunan berhubungan dengan rentang IQ tertentu,
dengan kategori ringan mulai di bawah IQ 70. Namun, tren saat ini adalah untuk
membayar banyak kurang memperhatikan IQ diukur dan lebih banyak perhatian untuk
keterampilan yang ada individu, jumlah dukungan yang atau dia perlu berfungsi
secara memadai, dan perlu kurikuler adaptasi (Dockrell & McShane, 1992;
Nielsen, 1997;. Turnbull et al, 2002).
Cacat
intelektual ringan
Anak-anak dengan cacat intelektual
ringan cenderung untuk mengembangkan motor, bahasa dan keterampilan sosial pada
tingkat lebih lambat dari anak-anak tanpa cacat, tetapi perbedaan mereka sering
terjadi tanpa disadari sampai mereka masuk sekolah. Di banyak cara anak-anak
ini tidak sangat berbeda dari yang kadang-kadang digambarkan sebagai pelajar
yang lambat atau berprestasi rendah, meskipun mereka menampilkan pembelajaran
yang lebih signifikan kesulitan. Biasanya penampilan fisik mereka adalah hal
yang normal. Umumnya penyebab pasti cacat intelektual ringan tidak diketahui.
Siswa dengan ringan cacat intelektual dikatakan datang paling sering (tapi
tidak eksklusif) dari latar belakang sosio-ekonomi rendah, menunjukkan
kemungkinan budaya-familial dan pengaruh lingkungan berkontribusi terhadap
keterlambatan perkembangan mereka (Taylor, Sternberg & Richards, 1995).
Cacat
intelektual moderat
Siswa dengan
cacat intelektual moderat (IQ antara 40-55) memiliki lebih banyak masalah
belajar dan penyesuaian dibandingkan dengan ringan cacat. Secara khusus, mereka
cenderung memiliki banyak atensi dan memori masalah
bersama-sama dengan kesulitan bahasa atau gangguan.
Beberapa mungkin memiliki tantangan perilaku dan mereka sering memiliki masalah
mengembangkan keterampilan sosial.
Cacat
intelektual yang parah
Siswa dengan
cacat intelektual yang salah (IQ antara 40-25) dan keterbelakangan mendalam (IQ di bawah 25).Selain
intelektual, siswa ini sering memiliki cacat tambahan dalam visi, pendengaran,
mobilitas dan komunikasi (Beirne-Smith, Ittenbach & Patton, 2002).
Autisme
Autisme dikenal sebagai suatu
kelainan dengan gelaja perilaku yang kompleks seperti menutup diri, tidak mau
berinteraksi dengan dunia luar, tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain,
serta hubungan social yang rendah. Sehingga seringkali penyandang autisme
tampak berbuat semaunya sendiri mulai dari cara berpikir maupun berperilaku.
Pengajaran pendekatan untuk siswa dengan cacat
intelektual:
• Tujuan pembelajaran yang relevan diatur.
• Model guru yang
berkualitas atau keterampilan yang benar.
•Siswa disuruh meniru
tanggapan yang baik-baik atau mengembangkan keterampilannya.
• Tanggapan
siswa dihargai dan berbentuk.
• Dipandu dan praktek independen
Pelajaran
yang menggunakan metode pembelajaran langsung bertujuan untuk menggunakan
kecepatan mengajar dengan banyak tanggapan sukses dari siswa mungkin dalam waktu
yang tersedia, pelajaran yang dibuat menyenangkan dan menghibur. Instruksi
langsung adalah salah satu yang paling sering diteliti metode pengajaran dan
telah secara konsisten membuktikan bahwa lebih efektif untuk beberapa jenis
belajar dari ini adalah, belajar mandiri yang berpusat pada siswa pendekatan
(misalnya, Forness et al, 1997;. Heward, 2003b; Swanson, 2000a).
Prinsip-prinsip dasar lainnya yang perlu
dipertimbangkan ketika bekerja dengan siswa dengan intelektual kecacatan adalah
sebagai berikut:
• Memberikan isyarat dan petunjuk untuk mengaktifkan
peserta didik untuk mengelola setiap langkah tugas.
• Sering
menilai pembelajaran yang telah terjadi terhadap anak
tujuan dalam
kurikulum
• Gunakan pembantu tambahan untuk membantu dengan
mengajar (pembantu, relawan, orang tua).
• Libatkan orang tua dalam program
pendidikan bila memungkinkan.
• Yang paling penting, tidak mengharapkan
terlalu sedikit dari mereka.
Comments
Post a Comment