Skip to main content

PENGANTAR MANAJEMEN ANALISA KASUS PADA RESTORAN WARALABA “McDonald’s”

McDonald’s Corporation (di Indonesia terkenal dengan sebutan McD, dibaca Mekdi) adalah waralaba rumah makan siap saji terbesar di dunia. Hidangan utama di restoran-restoran McDonald’s adalah hamburger, namun mereka juga menyajikan minuman ringan, kentang goreng dan hidangan-hidangan lokal yang disesuaikan dengan tempat restoran itu berada..
Sampai pada tahun 2004, McDonald’s memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 50.000.000 orang dan pengunjung per hari dan rumah makan 1.700 orang.
A.  Studi Kasus
1.    Kasus Pertama
McDonald’s merupakan salah satu franchise terbesar yang berkembang pesat di Indonesia maupun di dunia Internasioanal. Sampai saat ini, McDonald’s masih menunjukkan eksistensinya dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Restoran ini didirikan oleh Richard & Maurice McDonald’s pada tahun 1937 di sebelah timur kota Pasadena. Saat itu McDonald’s hanya merupakan restoran Drive In yang pada waktu itu sedang berkembang pesat trend Drive In. Pada saat itu, terjadi persaingan ketat pada bisnis Drive In dan McDonald’s  bersaudara ini mengalami kesulitan dalam berorganisasi dan menggerakkan yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha mereka.
Solusi permasalahan
Menurut sejarah dari McDonald’s, bisnis perusahaan ini dimulai pada tahun 1940 dengan dibukanya sebuah restoran oleh Dick dan Mac McDonald’s, di San Bernardino, California.
Pada saat Kroc kemudian membeli saham dari McDonald’s bersaudara dan memimpin perusahaan ini melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Saham McDonald’s mulai dijual kepada publik tahun 1965.
Sifat agresif yang dimiliki Kroc tentang manajemen sistem pengolahan makanan maupun sistem waralaba (perusahaan) bertentangan dengan keinginan McDonald’s  bersaudara. Kroc dan McDonald’s bersaudara bertikai untuk mengontrol bisnis ini, namun akhirnya McDonald’s bersaudaralah yang pergi meninggalkan perusahaan. Pertikaian ini didokumentasikan baik dalam otobiografi Kroc maupun otobiografi McDonald’s bersaudara. Situs di mana McDonald’s bersaudara pertama kali mendirikan restoran kini dijadikan monumen.
2.    Kasus Kedua
Layaknya image makanan cepat saji pada umumnya, yang juga menjadi persoalan bagi restoran makanan siap saji sekelas McDonald’s, yaitu makanan siap saji identik dengan makanan yang dipersiapkan dengan kualitas rendah. Image yang telah tertanam sejak munculnya istilah fast food, yang juga memunculkan istilah junk food, inilah yang membentuk ketidakpercayaan konsumen bahwa bahan-bahan yang digunakan oleh McDonald’s bukan bahan-bahan yang segar, tidak bersumber secara lokal dan bukan berasal dari bahan-bahan dengan kualitas yang layak untuk dikonsumsi. Atau dengan kata lain apakah makanan atau bahan yang digunakan Mc Donald’s tersebut halal?
Solusi Permasalahan
Masalah yang berkaitan dengan ketidakpercayaan konsumen akan mutu dari bahan dasar produk McDonald’s ini dihadapi oleh semua waralaba McDonald’s  yang tersebar hampir diseluruh dun ia. Begitu pula umat muslim mengenai halal tidaknya bahan makanan McDonald’s. untuk menyikapi keraguan atau pun ketidakpercayaan masyarakat McDonald’s  melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.    Pembuatan film dokumenter yang menjelaskan serta memperlihatkan cara mendapat, mengolah, dan menyajikan produk tersebut.
2.    McDonald’s juga meluncurkan sebuah aplikasi. Dengan menggunakan teknologi Augmented Reality, McDonald’s  kembali melakukan usaha PR melalui sebuah aplikasi yang bernama ‘TrackMyMacca’s yang menyuguhkan perjalanan virtual ‘behind the scenes’ menu makanan yang biasa McDonald’s sajikan, mulai dari penjelasan mengenai darimana sumber makanan berasal, hingga penjelasan mengenai rantai pasokan untuk bahan dasar dari menu-menu yang disajikan di McDonald’s.
3.    Menginformasikan bahan dasar tiap produk dan kandungan nutrisi dari tiap menu yang diproduksi di web-nya. Untuk menggenapinya, McDonald’s juga menyusun strategi transparansi melalui sosial media.
Membuktikan kehalalan makanan dengan mengajukan permohonan sertifikasi halal ke Lembaga Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) MUI. Dan menginformasikan kehalalan tentang bahan makanan tersebut kepada masyarakat secara terbuka serta tidak menyalahgunakan kepercayaan tersebut

Comments

Popular posts from this blog

Cabang Kaidah Masyaqqah Tajlibu Al-taisir

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Syariat Islam tidak mentaklifkan kepada manusia sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh mereka dan sesuatu yang boleh menjatuhkan mereka ke dalam kesusahan atau dengan sesuatu yang tidak bertepatan dan serasi dengan naluri serta tabiat mereka. Masyaqqah atau kesukaran yang akan menjadi sebab kepada keringanan dan dipermudahkan berdasarkan kaedah ini ( masyaqqah tajlibu al-taisir ) ialah masyaqqah yang melampaui hal biasa dan tidak mampu ditanggung oleh manusia pada kebiasaannya, bahkan bisa memudaratkan diri seseorang dan menghalanginya dari melakukan   amal yang berguna. Kesukaran dan kesulitan yang menjadi problematika dan dilema yang terjadi pada mukallaf menuntut adanya penetapan hukum untuk mencapai kemaslahatan dan kepastian hukum guna menjawab permasalahan yang terjadi.  Sebelum adanya makalah ini, terdapat penjelasan tentang qaidah pokok dari masyaqqah tajlibu al-taisir, dan ini adalah tahap yang selanjutnya yaitu membaha

Tahapan – tahapan Dalam Tasawuf Untuk Mencapai Ma’rifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat sejarah kehidupan dan perjuangan al-Gazali (450-505 H./1058-1111 M.) yang panjang dan melelahkan untuk mencari pengetahuan yang benar (al-makrifat) yang mampu meyakinkan dan memuaskan batinnya, akhirnya, ia temukan pengetahuan yang benar setelah ia mendalami dan mengamalkan ajaran kaum sufi. Dalam kajian ilmu tasawuf “Ma’rifat” adalah mengetahui Tuhan dari dekat, sedekat-dekatnya sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan”. Menurut shufi jalan untuk memperoleh ma’rifah ialah dengan membersihkan jiwanya serta menempuh pendidikan shufi yang mereka namakan maqamat, seperti hidup, taubat, zuhud, wara’, ikhlas, sabar, syukur, qona’ah, tawakal, ridlo, mahabbah,  barulah tercapai ma’rifat. Dengan kata lain ma’rifat  merupakan maqomat tertinggi dimana puncak seorang hamba bersatu dengan sang Khaliq.    Dalam makalah ini kita akan membahas tentang Ma’rifah dan Tahapan-tahapan untuk mencapai ma’rifat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

TAFSIR AYAT TENTANG KEBUTUHAN DAN KEINGINAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Al-Quran merupakan mukjizat yang sampai saat ini masih bisa kita pegang dan jumpai. Tak hanya mampu menjadi sumber hukum utama bagi umat Islam. Al-Quran juga mengandung beragam pengetahuan yang mampu mengikuti perkembangan zaman, tak terkecuali dalam hal ekonomi. Begitu banyak ayat al-Quran yang menerangkan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Terdapat beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan hal tersebut. Di antara ayat tersebut terdapat dalam surat al-Mu’min ayat 80, al-Baqarah ayat 216, dan an-Nisa’ ayat 27 yang perlu dikaji lebih dalam demi terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang sesuai prinsip Islam. B.      Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.       Bagaimana tafsir, kajian ekonomi, serta cotoh nyata dalam surat al-Mu’min ayat 80? 2.       Bagaimana tafsir, kajian eko