Asal Usul Pemikiran Ekonomi Islam
Kemunculan ekonomi islam
pada masa ini, telah membuahkan hasil dengan banyak diwacanakan kembali dalam
sebuah teori-teori, dan dipraktikannya ekonomi islam dalam ranah bisnis modern
seperti halnya lembaga keuangan syari’ah bank dan non bank. Kemunculan ekonomi
islam sebagai sebuah cetusan konsep pemikiran dan praktik tentunya telah hadir
secara bertahap dalam periode dan fase tertentu.
Permaslahannya adalah
bagaimana kita menemukan kembali jejak-jejak kebenaran akan sejarah, fase dan
periodisasi munculnnya konsep ekonomi islam secara teroritis dalam bentuk
rumusan yang mampu di aplikasikan sebagai pedoman tindakan yang berhuang pada
rambu-rambu halal dan haram atau prinsip syari’at islam. Lingkup pembahasan
tentang kajian sejarah ekonomi islam sangat tidak menguntungkan, karena
sepanjang sejarah islam, para pemikir dan pemimpin muslim sudah mengambangkan
berbagi gagasan ekonominya.
Sejumlah cendikiawan islam
terkemuka,seperti Abu Yusuf, Al-Syaibani,
Abu Ubaid, Al-Ghozali dan masih banyak lagi yang tidak terekspo. Mereka semua
telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan islam terutama
dalam bidang ekonomi.
Latar belakang para
cendikiawan muslim tersebut bukan merupakan ekonom murni. Pada masa itu,
klasifikasi disiplin ilmu pengetahuan belum dilakukan. Mereka mempunyai
keahlian dalam berbagai bidang ilmu dan mungkin factor ini yang menyebabkan
mereka melakukan pendekatan interdisipliner antara ilmu ekonomi dan ilmu yang
mereka tekuni sebelumnya.
Sekalipun demikian, terdapat
beberapa catatan para dendikiawan muslim yang telah membahas berbagai isu
ekonomi tertentu secara panjang, bahkan diantaranya memperlihatkan suatu
wawasan analisis ekonomi yang sangat menarik. Memaparkan hasil pemikiran
ekonomi para cendikiawan muslim terkemuka akan memberikan kontribusi positif
bagi umat islam, setidaknya dalam dua hal : pertama,membantu menemukan berbagai
sumber pemikiran ekonomi islam kontempore, dan kedua, memberikan kemungkinan
kepada kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai perjalanan
pemikiran ekonomi islam selama ini.
Selain
pejelasan di atas, lingkup pembahasan dalam sejarah pemikiran ekonomi islam
juga meliputi penelaahan secara umum asal usul lahirnya pemikiran ekonomi dalam
islam, berikut berbagai fase perkembangannya hingga memasuki awal abad ke-20
masehi. Kemudian juga meliputi pembahasan mengenai berbagai kegiatan
perekonomian umat islam yang berlangsung pada zaman pemerintahan Rosulullah
SAW, dan Al-Khulafaurrasyidun.
Sejarah Ekonomi Dunia
Awal
mula pengertian ekonomi, berasal dari kata yunani kuna oikos dan nomos,
hal tersebut telah berlangsung beberapa abad sebelum masehi. Anmun dalam
sejarah ilmu pengetahuan umum diakui bahwa ilmu ekonomi (economics) lahir di barat
yang ditandai oleh karya Adam Smith. Pemikiran ekonomi sebelum masa itu, tidak
banyak dicatat kecuali sedikit gagasan sederhana dan parsial dari pemikiran
Yunanu Romawi kuno seperti Aristoteles, Plato, Cicero atau Xenophon, serta Thomas
Aquinas. Pemikiran mereka membahas tentang aspek tertentu dari kegiatan
ekonomi, seperti penilaian buruk terhadap
pembungaan uang. Terdapat masa-masa stagnasi antara waktu yang
amat panjang dalam sejarah pemikiran ekonomi, sebelum kemudian berkembang pesat
pasca lahirnya The Wealth Of Nation tahun 1776.
Joseph
shupenter (1954) mengatakan bahwa sebenarnya terdapat suatu great gap dalamit
sejarah pemikiran ekonomi selam lebih dari 500 tahun. Yaitu pada masa yang
dikenal sebagai dark ages oleh barat. Pada masa kegelapan tersebut barat
dalam keadaan terbelakang, dimana tidak tidak terdapat prestasi intelektual
yang gemilang termasuk juga dalam pemikiran ekonomi.
Perkonomian Arab Pada Masa Pra-islam
Penyelidikan
mengenai sejarah peradabaan manusia dan dari mana asal usulnya sesungguhnya
masih ada hubungannya dengan zaman sekarang ini. Penyelidikan tersebut telah
dan menetapkan, bahwa sumber peradaban sejak lebih dari enam ribu tahun yang
lalu adalah mesir. Zaman sebelum itu dimasukkan orang ke dalam kategori
pra-sejarah. Oleh karena itu sukar sekali akan sampai kepada suatu penemuan
yang ilmiah. Sarjana-sarjana ahli purbakala (arkeolog) kini kembali mengadakan
penggalian-penggalian di Irak dan Suria dengan meksud mempelajari soal-soal
peradaban Asiria dan Funisia serta menentukan zaman permulaan dari pada kedua macam
peradaban itu.
Apapun
juga yang telah diperoleh sarjana-sarjana arkeologi dalam bidang sejarah itu,
sama sekali tidak akan mengubah sesuatu dari kenyataan yang sebenarnya. Sumber
peradaban pertama baik di Mesir, Funisia, Atau Asiria, ada hubungannya dengan
laut tengah, dan bahwa Mesir adalah pusat paling menonjol membawa peradaban
pertama keyunani atau romawi, dan bahwa peradaban dunia sekarang, masa hidup
kita sekarang ini, masih erat sekali hubungannya dengan peradaban pertama itu.
Salah
satu aspek penting perekonomian arab pra-islam adalah pertanian. Dua ratus
tahun sebelum kenabian Muhammad, masyarakat arab sesudah mengenal peralatan
pertanian semi modern seperti alat bajak, cangkul, garu, tongkat kayu untuk
menanam. Penggunaan hewan ternak seperti, unta, keledai, dan sapi jantan
sebagai penarik bajak dan garu serta pembawa tempat air juga sudah dikenal.
Demikian
pula dengan system irigasi, mereka telah mempraktekannya pada saat itu. Untuk
menyuburkan tanah, masyarakat arab pra-islam telah menggunakan apa yang
sekarang disebut pupuk alami, seperti pupuk kandang, krotoran manusia, dan
binatang tanah tertentu, misalnya cacing dan rayap. mereka juga telah mengenal teknik
penyilangan pohon tertentu untuk mendapat bibit unggul.
Di
samping pertanian, perdagangan adalah unsur penting dalam perekonomian
masyarakat arab pra-islam. Mereka telah lama mengenal perdagangan bukan saja
dengan non-arab. Kemajuan perdagangan bukan saha dengan sesam arab, tetapi juga
dengan non arab. Kemajuan perdagangan bangsa arab pra-islam dimungkinkan antara
lain karena pertanian yang telah maju. Kemajuan tersebut ditandai dengan adanya
kegiatan ekspor impor yang mereka lakukan.
Perlu
dijelaskan bahwa kota mekkah merupakan kota suci yang setiap tahunnya
dikunjungi, terutama karena disitulah terdapat bangunan suci ka’bah. Selain itu
di ukaz terdapat pasar sebagai tempat pertukaran barang dari berbagai belahan
dunia dan tempat berlangsungnya perlombaan kebudayaan (puisi arab). Oleh Karena
itu kota tersebut menjadi pusat peradaban baik politik, ekonomi, dan budaya
yang penting.
Dari
uraian tersebut jelas, bahwa tradisi pertanian dan perdagangan di arab
sebenarnya sudah ada jauh sebelum islam.
Walau pun demikian, harus diakui bahwa tradisi pertanian dan perdagangan yang
ada tidak memiliki ruh atau semangat kemanusiaan seperti keadilan dan
persamaan. Hal tersebut dapat di lihat dari bagaimana permodalan dikuasai oleh
elit-elit pemodal. Sebagai contoh, para pedagang meminjam modal pada
kolongmerat, akan tetapi harus membayar utang tersebut dengan bayaran yang jauh
lebih tinggi, hal inilah yang menyebabkan sebagaiab diantara para pedagang
mengalami kebangkrutan, sehingga mereka banyak melarikan diri kegurun-gurun.
Sejal islam dating, nilai-nilai keadilan dan persamaan mulai dimasukkan dalam
perekonomian masyarakat Arab.
Comments
Post a Comment