Skip to main content

PEMANFAATAN TEH DAUN SRIGADING SEBAGAI ALTERNATIF PEREDA MAAG

ABSTRAK
Kesehatan juga sebagai suatu syarat untuk mewujudkan perkembangan jasmani, rohani (mental), dan sosial yang serasi. Upaya menjaga kesehatan dengan hidup sehat bisa dimulai dengan mengatur pola makan. Salah satu penyakit yang bisa terjadi akibat pola makan yang tidak teratur yaitu maag. Penulis menjumpai beberapa masyarakat menggunakan daun srigading yang diolah menjadi teh sebagai alternatif pereda maag. Belum adanya penelitian yang tentang hal tersebut penulis ingin meneliti lebih lanjut dan membuktikan tentang pemanfaatan teh daun srigading sebagai alternatif pereda maag.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan teh Srigading sebagai alternatif meredakan maag. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode pengumpulan data yaitu eksperimen dan studi pustaka. Penulis melakukan penelitian untuk mengetahui . Strategi konservasi tersebut selain sebagai upaya pelestarian lingkungan hidup juga untuk mengembangkan potensi ekowisata yang tidak terlalu diminati wisatawan. Dengan konservasi pohon mangga podang di jalur gunung Klotok, akanmenjadikan inovasi tempat wisata dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.
Kata Kunci : Konservasi, Ekowisata, Mangga Podang

   
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Kesehatan juga sebagai suatu syarat untuk mewujudkan perkembangan jasmani, rohani (mental), dan sosial yang serasi. Upaya menjaga kesehatan dengan hidup sehat bisa dimulai dengan mengatur pola makan. Kesibukan yang ada seringkali membuat kita lupa untuk mengatur pola makan. Jika hal tersebut terjadi berulang – ulang, maka akan mengganggu sistem pencernaan dalam tubuh. Hal ini akan menimbulkan beberapa penyakit yang menyerang sistem pencernaan.
Salah satu penyakit yang bisa terjadi akibat pola makan yang tidak teratur yaitu maag. Maag bisa terjadi apabila ada ketidak seimbangan diantara enzim – enzim pencernaan (seperti pepsin, asam lambung, dan mucus) untuk melindungi dinding lambung, hal tersebut bisa mengiritasi dinding lambung sehingga terjadi proses peradangan. Maag (Gastritis) adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus (lokal), dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah (Suratun SKM, 2010).
Telah banyak beredar berbagai obat pereda maag di masyarakat dalam bentuk pil, kapsul, dan sirup. Zat kimia yang terkandung dalam obat tersebut menimbulkan efek samping bagi tubuh, sehingga masyarakat lebih memilih pengobatan tradisional yang aman dan umumnya berasal dari tumbuhan. Negara Indosesia memiliki kekayaaan alam yang berlimpah, salah satunya yaitu tanaman srigading. Tanaman srigading bisa dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Kami menjumpai beberapa masyarakat menggunakan daun srigading yang diolah menjadi teh sebagai alternatif pereda maag. Pengobatan alternatif ini kurang diketahuai oleh masyarakat luas kerena belum adanya penelitian yang membuktikan bahwa daun srigading efektif untuk meredakan maag. Dengan latar belakang tersebut, kami ingin meneliti lebih lanjut dan membuktikan tentang pemanfaatan teh daun srigading sebagai alternatif pereda maag.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa kandungan tanaman srigading (Nyctanthes arbor-tritis)?
2.      Apa manfaat yang terkandung dalam teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis)?
3.      Bagaimana proses pembuatan teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) sebagai alternatif pereda maag?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui kandungan tanaman srigading (Nyctanthes arbor-tritis).
2.      Untuk mengetahui manfaat yang terkandung dalam teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis).
3.      Untuk mengetahui proses pembuatan teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) sebagai alternatif pereda maag.
D.    Manfaat Penelitian
1.      Menambah wawasan tentang daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis).
2.      Mengetahui alternatif pereda maag dari daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis).
3.      Menambah wawasan tentang ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Daun Srigading (Nyctanthes arbor-tritis)

Nama lain dari tanaman srigading adalah kembang pengantin, daun karangan, suruh gading, sarigading dan sirih gading. Srigading merupakan tanaman asli Asia bagian selatan. Banyak tumbuh di Nepal, Pakistan, India, dan Thailand. Di daerah Jawa, tanaman ini banyak ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Bunganya berbau harum dan mekar diwaktu sore dan gugur di esok harinya.
Bunga yang berguguran dan daunnya sering digunakan untuk jamu atau obat tradisional. Berikut ini adalah rincian klasifikasi dan morfologi srigading:
1.      Klasifikasi Srigading (Nyctanthes arbor-tritis)
Kingdom : Plantae
Filum       : Magnoliophyta
Kelas        : Magnoliopsida
Ordo        : Lamiales
Famili       : Oleaceae
Genus      : Nyctanthes
Spesies     : Nyctanthes arbor-tritis
(www.modulbiologi.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-srigading/)
2.      Morfologi Srigading (Nyctanthes arbor-tritis)
Pohon srigading banyak tumbuh disemak-semak hingga tinggi mencapai 500 meter diatas permukaan laut. Batang berkayu dan warna keabu-abuan. Tulang daunnya menyirip Panjang daun sekitar 6-12 cm dan lebar 2-6,5 cm. Bunga srigading baunya wangi. Mahkota bunganya berwarna putih dengan 5 atau 8 lobe. Bunga tumbuh majemuk berkelopak membentuk malai 2-7 bunga. Bagian tengah bunga berwarna jingga tua. Bunga srigading biasanya mekar pada sore hingga dini hari. Pada esok paginya biasanya bunga tersebut berguguran. Buah srigading berbentuk kapsul dengan diameter sekitar 2 cm. Warnanya cokelat. Bijinya keras dan terdapat satu buah biji dalam setiap buah.
(www.modulbiologi.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-srigading/)
 
B.        Teh (Camelia Sinensis L.)
Teh adalah suatu produk yang dibuat dari daun muda (pucuk daun) dari tanaman teh Camellia sinensis L. Daun teh mengalami beberapa proses pengolahan untuk dapat menjadi produk seperti teh hitam dan teh hijau. Untuk membuatnya, daun biasanya dilayukan dan kemudian digulung dengan alat pemutar OTR (Open Top Roller), kemudian dihamparkan ke udara agar teroksidasi atau terfermentasi. Daun kemudian dikeringkan dengan udara panas, dan dihasilkan teh hitam (Harler, 1966). Unsur unsur utama dalam teh adalah kafein, tanin dan minyak esensial. Unsur pertama memberikan rasa segar yang dapat mendorong dan meningkatkan kerja jantung manusia, tidak berbahaya karena kemurniannya rendah. Unsur kedua adalah sebagai pemberi cita rasa dan warna. Unsur ketiga memberi rasa dan bau harum yang merupakan faktor faktor pokok dalam menentukan nilai tiap cangkir teh untuk dijual dan diperdagangkan (Spilane, 1992).
Senyawa utama yang dikandung teh adalah katekin, yaitu suatu turunan tanin yang terkondensasi yang juga dikenal sebagai senyawa polifenol karena banyaknya gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Selain itu teh juga mengandung alkaloid kafein yang bersama sama dengan polifenol teh akan membentuk rasa yang menyegarkan. Beberapa vitamin yang dikandung teh diantaranya adalah vitamin C, vitamin B, dan vitamin A yang walaupun diduga keras akan menurun aktivitasnya akibat pengolahan, namun masih dapat dimanfaatkan oleh peminumnya. Beberapa jenis mineral juga terkandung dalam teh, terutama fluorida yang dapat memperkuat struktur gigi (Kustamiyati, 2006).
Tannin merupakan senyawa yang sangat penting karena hampir semua karakteristik mutu teh berkaitan erat dengan perubahan yang terjadi pada tannin selama pengolahan teh. Tannin yang terkandung dalam teh merupakan turunan asam galat dan dikenal dengan katekin (Ramayanti, 2003).
Teh mempunyai manfaat antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, dan melancarkan sirkulasi darah. Maka tidak heran bila minuman ini disebut sebut sebagai minuman kaya manfaat. Selain manfaat teh, ada juga zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh yaitu kafein. Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750 mg/hari atau setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml. Kafein yang dikonsumsi diatas batas aman dapat mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh.
(http://kesehatan.kompasiana.com, 2012).

C.      Maag (Gastritis)
Maag atau radang lambung atau tukak lambung atau gastritis adalah gejala penyakit yang menyerang Lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan Lambung yang menyebabkan sakit dan perih pada Perut (Ilyas, Sadeli).
Gastritis terjadi karena berbagai sebab, penyebab paling umum akibat peningkatan produksi asam lambung atau menurunya daya tahan dinding lambung terhadap pengaruh luar. Gastritis akut yang tidak diobati akan berkembang menjadi kronis. Gastritis kronis yang disertai borok atau luka pada dinding lambung disebut tukak lambung. Secara garis besar beberapa faktor pemicu timbulnya penyakit ini . dikelompokkan dalam empat golongan, antara lain faktor makanan, obat-obatan dan zat kimia, faktor psikologi, serta infeksi bakteri (Uripi, 2004). Telah banyak obat yang beredar yang bertujuan mengobati penyakit gastritis. Di samping itu kepada penderita tetap dianjurkan mengatur pola makannya dan menghindari faktor - faktor yang dapat memperparah penyakitnya. Penggunaan obat penghambat H2 (Ranitidin) bertujuan untuk mengurangi sekresi asam, antasid digunakan untuk menetralkan asam yang tersekresi dan sukralfat untuk melapisi daerah inflamasi atau ulserasi sehingga dapat mempercepat penyembuhan (Herman, 2004).
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif bersifat induktif. Istilah penelitian kualitatif menurut Nana Syaodi (2013 : 94)  adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

B.     Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini pembuatan teh srigading dilaksanakan di rumah salah satu penulis pada tanggal 26 Februari 2017 dan 05 Maret 2017. Sedangkan penyusunan laporan ilmiah ini kami lakukan sejak Februari 2017 s.d. Maret 2017 di SMA Negeri 3 Kediri.

C.    Metode Pengumpulan Data
1.      Metode Eksperimen
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data secara objektif, kami menggunakan metode eksperimen dengan cara mengolah daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) sebagai bahan dasar teh alternatif pereda maag.
2.      Studi Pustaka
Dalam penelitian ini untuk melengkapi dan mendapatkan data yang valid digunakan studi pustaka. Adapun studi pustka yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari referensi buku-buku, skripsi, dan internet.

D.    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Gelas takar
1
2.
Panci
1
3.
Kompor
1
4.
Penyaring
1
5.
Gelas
1
Tabel 3.1 Alat Ekspeimen

Bahan yang dibutuhkan:
No.
Bahan
Jumlah
1.
Daun srigading
21 lembar
2.
Air
400 ml
3.
Madu
20 gram
Tabel 3.2 Bahan Eksperimen

E.     Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Data hasil eksperimen selanjutnya akan diuji secara objektif. Dengan pengujian ini diharapkan dapat menghasilkan deskripsi yang objektif dan sistematis. Pengujian dilakukan untuk mengidentifikasi sifat alkali dari teh srigading (Nyctanthes arbor-tritis) dengan menggunakan kertas lakmus.

 BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Kandungan Tanaman Srigading (Nyctanthes arbor-tritis)
Tanaman srigading (Nyctanthes arbor-tritis) mempunyai banyak kandungan senyawa mulai dari akar sampai daun, yaitu:
1.      Daun Srigading
Daun srigading mengandung: D-mannitol, β-sitosterol, flavanol glycosides, astragalin, nicotiflorin, oleanolic acid, nyctanthic acid, tannic acid, ascorbic acid, methyl salicylate, an amorphous glycoside, an amorphous resin, trace of volatile oil, carotene, friedeline, lupeol, mannitol, glucose, fructose, iridoid glycosides, and benzoic acid yang berfungsi sebagai Antibacterial, Anthelmintic, Anti-inflammatory, Hepatoprotective, Immunopotential, Anti pyretic, Antioxidant dan Anti funga.
2.      Bunga Srigading
Bunga Srigading mengandung: minyak essensial, nyctanthin, D-mannitol, tannins, glucose, carotenoids, glycosides termasuk β-monogentiobioside ester of α-crocetin ( crocin-3), β-monogentiobioside-β-D monoglucoside ester of α-crocetin, and β-digentiobioside ester of α-crocetin yang berfungsi sebagai Diuretic, Anti-bilious, Antioxidant, Anti-inflammatory, Sedative and Antifilarial
3.      Biji Srigading
Biji srigading mengandung: arbortristosides A and B; glycerides of linoleic, oleic, lignoceric,stearic, palmitic and myristic acids; nyctanthic acid; 3,4-secotriterpene acid; and a water soluble polysaccharide composed of D-glucose and D-mannose yang dapat berfungsi sebagai Antibacterial, Antifungal, Immunomodulatory, Antileishmanial, dan masih banyak lagi.

B.     Manfaat Teh Daun Srigading
Teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) mengandung bahan alkali yang dapat meredakan gangguan pencernaan, salah satunya maag (gastritis). Kami melakukan pembuktian dengan menggunakan kertas lakmus. Hasil pembuktian menunjukkan bahwa teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) bisa mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru. Hal ini membuktikan bahwa teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) mengandung alkali dan bersifat basa. Basa dapat menetralkan asam lambung (maag) karena terjadi reaksi aktif antara ion hidroksida dengan ion hidrogen.
Dari hasil uji konsumsi yang kami lakukan, reaksi

C.    Proses Pembuatan Teh Srigading
Cara pembuatan teh daun srigading sebagai berikut :

1.      Menyiapkan bahan dan alat.
          Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan bahan yang digunkan dalam proses pembuatan teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) antara lain daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis), air, dan madu. Pencarian bahan baku dilakukan di lingkungan rumah salah satu peneliti. 

2.      Tahap perebusan.
Masukan 21 lembar daun srigading dan tuang 400ml air ke dalam panci. Rebus daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) selama 5 menit dengan api sedang hingga air mendidih. Proses perebusan dimaksudkan untuk mematangkan bahan pangan  agar memperoleh sifat organeloptik dari bahan yang diinginkan dan membunuh kuman yang bersifat patogen.

Setelah 5 menit dan air berubah warna menjadi kecokelatan, matikan kompor.  Air yang berubah warna menandakan

Setelah matang, dilakukan penyaringan untuk memisahkan sisa dengan hasil rebusan. Tuang madu sebanyak 2 sendok makan, kemudian aduk hingga tercampur. Penggunaan madu dimaksudkan untuk mengimbangi rasa pahit dari teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) yang bersifat basa.
                       
Uji sifat alkali teh srigading.
       Kami membuktikan sifat alkali (basa) dari teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) dengan  menggunakan kertas lakmus merah. Kertas lakmus adalah Saat dicelupkan kedalam cairan yang bersifat basa, kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru.
         Dari pengujian yang kami lakukan, telah terbukti bahwa teh dau srigading (Nyctanthes arbor-tritis) bersifat alkali (basa). Basa dapat menetralkan asam lambung (maag) karena terjadi reaksi aktif antara ion hidroksida dengan ion hidrogen. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
OH- + HCl  →  H2O + Cl-
 Ion hidroksida (OH-) dari basa akan bereaksi dengan ion hidrogen (H+) dari asam. Reaksi tersebut kemudian akan menghasilkan air (H2O) dan ion Klorida (Cl-). Sehingga, asam lambung (HCl) akan berkurang karena ion pembentuknya telah tereaksi dan membentuk molekul air (H2O) dan ion klorida (Cl-).

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan:
1.      Tanaman srigading (Nyctanthes arbor-tritis) mempunyai banyak kandungan senyawa mulai dari akar sampai daun.
2.      Alkali yang terkandung dalam daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) bisa menjadi obat alternatif pereda maag.
3.      Proses pembuatan teh daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) terbilang mudah, tidak membutuhkan banyak biaya, dan bisa dibuat dalam waktu yang singkat sehingga bisa meredakan maag penderita dengan cepat.
B.     Saran
Ketidaktahuan masyarakat luas tentang khasiat daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) sebagai pereda maag dikarenakan belum adanya penelitian yang mengkaji kebenaran hal tersebut. Peneliti mengharapkan dimasa mendatang akan ada penelitian yang membuktian akan kebenaran dari khasiat daun srigading (Nyctanthes arbor-tritis) sebagai alternatif pereda maag.








Comments

Popular posts from this blog

Cabang Kaidah Masyaqqah Tajlibu Al-taisir

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Syariat Islam tidak mentaklifkan kepada manusia sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh mereka dan sesuatu yang boleh menjatuhkan mereka ke dalam kesusahan atau dengan sesuatu yang tidak bertepatan dan serasi dengan naluri serta tabiat mereka. Masyaqqah atau kesukaran yang akan menjadi sebab kepada keringanan dan dipermudahkan berdasarkan kaedah ini ( masyaqqah tajlibu al-taisir ) ialah masyaqqah yang melampaui hal biasa dan tidak mampu ditanggung oleh manusia pada kebiasaannya, bahkan bisa memudaratkan diri seseorang dan menghalanginya dari melakukan   amal yang berguna. Kesukaran dan kesulitan yang menjadi problematika dan dilema yang terjadi pada mukallaf menuntut adanya penetapan hukum untuk mencapai kemaslahatan dan kepastian hukum guna menjawab permasalahan yang terjadi.  Sebelum adanya makalah ini, terdapat penjelasan tentang qaidah pokok dari masyaqqah tajlibu al-taisir, dan ini adalah tahap yang selanjutnya yaitu membaha

Tahapan – tahapan Dalam Tasawuf Untuk Mencapai Ma’rifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat sejarah kehidupan dan perjuangan al-Gazali (450-505 H./1058-1111 M.) yang panjang dan melelahkan untuk mencari pengetahuan yang benar (al-makrifat) yang mampu meyakinkan dan memuaskan batinnya, akhirnya, ia temukan pengetahuan yang benar setelah ia mendalami dan mengamalkan ajaran kaum sufi. Dalam kajian ilmu tasawuf “Ma’rifat” adalah mengetahui Tuhan dari dekat, sedekat-dekatnya sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan”. Menurut shufi jalan untuk memperoleh ma’rifah ialah dengan membersihkan jiwanya serta menempuh pendidikan shufi yang mereka namakan maqamat, seperti hidup, taubat, zuhud, wara’, ikhlas, sabar, syukur, qona’ah, tawakal, ridlo, mahabbah,  barulah tercapai ma’rifat. Dengan kata lain ma’rifat  merupakan maqomat tertinggi dimana puncak seorang hamba bersatu dengan sang Khaliq.    Dalam makalah ini kita akan membahas tentang Ma’rifah dan Tahapan-tahapan untuk mencapai ma’rifat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

TAFSIR AYAT TENTANG KEBUTUHAN DAN KEINGINAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Al-Quran merupakan mukjizat yang sampai saat ini masih bisa kita pegang dan jumpai. Tak hanya mampu menjadi sumber hukum utama bagi umat Islam. Al-Quran juga mengandung beragam pengetahuan yang mampu mengikuti perkembangan zaman, tak terkecuali dalam hal ekonomi. Begitu banyak ayat al-Quran yang menerangkan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Terdapat beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan hal tersebut. Di antara ayat tersebut terdapat dalam surat al-Mu’min ayat 80, al-Baqarah ayat 216, dan an-Nisa’ ayat 27 yang perlu dikaji lebih dalam demi terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang sesuai prinsip Islam. B.      Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.       Bagaimana tafsir, kajian ekonomi, serta cotoh nyata dalam surat al-Mu’min ayat 80? 2.       Bagaimana tafsir, kajian eko