BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Alhamdulillah
puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
mata kuliah STUDY AL-QUR’AN yang
berjudul “ Fawatih Al-Suwar “ .
Dalam
penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis mengharapkan
kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini . Dan tidak pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah STUDY AL-QUR’AN.
Sebagai
bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dapat
diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah kebaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca pada
umumnya .
- Rumusan Masalah
1. Apa yang
dinaksud dengan Fawatih Al-Suwar?
2. Apa saja
macam-macam Fawatih Al-Suwar?
3. Bagaimana
pendapat beberapa ulama tentang Fawatih Al-Suwar?
4. Bagaimana
manfaat mempelajari Fawatih Al-Suwar?
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Fawatih Al-Suwar
Istilah
“fawatih” adalah jamak dari kata “fatih” yang secara lughawi berarti pembuka.
Sedangkan “suwar” adalah jamak dari kata “surah” sebagai sebutan dari
sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang diberi nama tertentu. Jadi “fawatih
al-suwar adalah pembukaan-pembukaan
surah, karena posisinya berada diawal surah-surah dalam Al-qur’an. Diantara
pembuka itu ada yang berbentuk huruf terpisah(Al-Muqatha’ah), kata maupun
kalimat. Semua bentuk ini memberi pesan tertentu yang hanya bisa dipahami oleh
mereka yang memahasi tafsir Al-qur’an.[1]
Menurut
Badruddin Muhammad Al-Zarkasyi (Al-Burhan fi ‘Ulum Al-quran, CD Rom Maktabah
Syamilah, Juz 1: 164) Allah SWT telah memberikan pembukaan terhadap kitab-Nya dengan
sepuluh macam bentuk dan tidak ada satu surah pun yang keluar dari sepuluh
macam pembukaan itu.
- Macam-macam Fawatih Al-Suwar
Pembukuan-pembukuan
surah (fawatih al-suwar) disebut didalam berbagai macam bentuk, sebagai berikut
:
1.
Ada yang hanya terdiri dari 1 huruf. Terdapat pada
3 surat yaitu surat Shad, Qaf dan Al-Qalam (surat 38, 50 dan 68). Pertama,
dimulai dengan Shad, kedua dimulai dengan Qaf dan yang ketiga dimulai dengan
nun.
2.
Ada yang terjadi
dari 2 huruf. Terdapat pada sepuluh surat. Tujuh surat diantaranya, dinamakan
hawamim(surat-surat hamim), karena surat-surat ini dimulai dengan huruf-huruf
Ha dan Mim. Yaitu surat 40 hingga surat 46 yaitu surat Ghafir, Fushshilat,
Asy-Syura, Az-Zukhruf, Ad-Dukhan, Al-Jatsiyah, dan Al-ahqaf. Sedangkan surat
yang ke-42 digabungkan kepada Ha Mim, yang padanya terdapat ‘Ain Sin Qaf. Surat
yang kedelapan dari yang ke sepuluh ini ialah tha ha (surat yang ke-20)
3.
Ada yang terdiri
dari tiga huruf. Ini terdapat pada tigabelas surat. Enam surat dimulai dengan
Alif lam mim; yaitu surat-surat Al-baqarah, Ali Imran, Al-Ankabut, Ar-Rum,
Luqman, dan As-Sajdah. Lima surat dimulai dengan Alif lam ra; yaitu Yunus, Hud,
Yusuf, Ibrahim, dan Al-Hijr. Dua surat dimulai dengan Tha sin mim; yaitu surat
Asy-Syu’ara dan Al-Qashash.
4.
Ada yang dimulai
dengan empat huruf yaitu surat Al-A’raf, dan Ar-Ra’d. Surat Al-A’raf dimulai
dengan Alif lam mim shad, sedangkan surat Ar-Ra’d dimulai dengan alif lam mim
ra.
5.
Ada yang terdiri
dari lima huruf. Ini terdapat pada satu surat saja yaitu surat Maryam. Surat ini
dimulai dengan khaf ha ya ‘ain shad.
- Pendapat beberapa ulama tentang Fawatih Al-Suwar
Dengan penjelasan ini menunjukkan bahwa
fawatih Al-Suwar (pembuka-pembuka surat) ada 29 macam yang terdiri dari 13
bentuk.Huruf yang paling banyak terdapat dalam pembuka surat ialah alif dan
lam, kemudian mim, kemudian ha dan yadan ‘ain dan qaf dan akhirnya kaf dan nun.
Huruf-huruf
yang di pakai dalam pembukaan surat dengan tidak berulang-ulang ada 14 atau
separuh huruf hijaiyah. Karenanya para musafir berkata: “Disebut
fatihah-fatihah surat dalam Al-Qur’an adalah untuk menunjukkan bahwa Al-Qur’an
tersusun dari huruf-huruf Hijaiyah yang terkenal yang sebagiannya terdiri dari
satu-satu huruf. Sedangkan sebagian yang lain terdiri dari satu huruf agar
nyata pada bangsa arab bahwa Al-Qur’an di turunkan dengan mempergunakan
huruf-huruf yang mereka kenal. Ini merupakan bukti kelemahan mereka dalam
mendatangkan susunan kata yang menyerupai Al-Qur’an”.
Hal
ini telah di jelaskan oleh Az-Zamakhsyary dan Al-Baidhawy. Pendapat ini di
kuatkan oleh Imam Ibnu Taimiyah (wafat tahun 728 H). Dan Al-Hafizh Al-Mizzi
(wafat tahun 742 H). Kesimpulan uraian-uraian beliau ialah bahwa Al-Qur’an diturunkan
dalam bahasa Arab, sedangkan bangsa arab tidak dapat menandingi Al-Qur’an yang
diturunkan dalam bahasa yang lain dari bahasaArab sudah wajar mereka tidak
dapat menandinginya.
Golongan
ini memperhatikan lebih jauh bahwa tahaddi Al-Qur’an kepada bangsa arab yaitu
meminta agar mereka mendatangkan yangseperti Al-Qur’an, menambah jelas
keadaannya dan menghasilkan sesuatu kekuatan dengan suatu kenyataan yang aneh.
Kita takjub memperhatikan orang-orang Arab itu mempelajari al-Qur’an dan
memberikan perhatikan mereka kepadanya.[2]
Tidaklah
pernah tergores dalam pikiran ulama salaf melainkan bahwa fawatih as-suwar
telah tersusun semenjak zaman azali sedemikian rupa guna melengkapi segala yang
melemahkan manusia untuk mendatangkan yang seperti Al-Qur’an.
Oleh
karena iktikadbahwa huruf-huruf ini telah sedemikian dari azalinya maka banyak
orang yang tidak berani menafsirkanya dan tidak berani mengeluarkan pendapat
yang tegas terdapat huruf-huruf itu. Huruf-huruf itu dipandang masuk golongan
mutasyabihahyang hanya Allah sendiri yang mengetahui tafsirnya.
Asy-Sya’by
menegaskan huruf-huruf tersebut adalah rahasia dari Al-Qur’an.
Ali ibn Abi Talib berkata:
Karenanya,
ulama-ulama yang memaknakan pembuka-pembuka surat ini tidak berani memberikan
pendapat secara pasti. Mereka hanyamemberikan pendapat-pendapat mereka mengenai
fatihah-fatihah sirat ini sambil menyerahkan penafsirannya yang hakiki kepada
Allah.
Maka
pembuka-pembuka surat diliputi rahasia dan kerahasiaannya oleh tafsir-tafsir
Bathiniyah. Tafsir Bathiniyah menyelubungi huruf-hurufini dengan hal-hal yang
tidak dapat di pahami dan sebenarnya tidak dapat dipegangi.
Di
lain tempat Ibnu arabi (wafat tahun 638 H.) berkata: “Kemudian Allah menjadikan
huruf-huruf ini dalam beberapa martabat. Diantaranya ada yang mauqthu’ dan
diantaranya ada yang mufrad, yang mutsanna dan yang jamak. Kemudian Allah
mengingatkan bahwa tiap-tiap washal ada qathan’nya. Tetapi tidak ada pada
tiap-tiap qatha’, washalnya. Maka tiap-tiap washal menunjuk kepada fashal.
Tetapi tidaklah tiap-tiapfashal menunjuk kepada washal. Jelasnya, washal dan
fashal terdapat pada jamak dan pada yang bukan jamak.”
Adh-Dhahhak
berpendapat bahwa makna alif lam ra ialah Ana Allahu a’lamu wa arfa’u = Aku
adalah Allah, aku mengetahui dan aku mengangkat . Ibnu Abbas menggabungkan
kepada alif lam ra , ha mim dan nun. Lalu menjadilah menurut pendapatnya huruf Ar-rahman
di pecah-pecah kepada beberapa surat.
Adapun
alif lam mim shad maka kadang-kadang dikatakan makna Ana Allahu ash-shadiqu=
Aku adalah Allah yang benar. Dan kadang-kadang menunjuk kepada nama
AllahAl-mushawwir. Dan kadang-kadang mengisyaratkan kepada tiga nama, alif di
ambil dari Allah. Mim diambil dari Ar-Rahman. Dan shad, diambil dari As-Shamad.
Bagaimana
caranya kita menunjukkan bahwa alif, lam, mim adalah huruf-huruf adalah yang
menunjuk kepada Ar-Rahman, bukan huruf-huruf yang menunjuk kepada Ar-Rahim.”
Pendapat
yang lebih ganjil dari pendapat-pendapat
yang sudahdi terangkan ialah pendapat Noldekeyang mula-mula dikemukakan bahwa
huruf-huruf itu, tidak lain dari potongan-potongan yang menunjukkan kepada
nama-nama sebagian sahabat yang mempunyai naskah-naskah dari surat-surat
al=Qur’an. Misalnya sin adalah potongan dari nama saad ibn Abi Waqqash, mim
dari Abu Hurairah, nun dari Utsman ibn Affan dan ha dari Abu Hurairah. Pendapat
ini kemudian telah ditinggal oleh Noldeke.[3]
- Manfaat mempelajari Fawatih Al-Suwar
1. Digunakan
sebagai ilustrasi darisuatu pembuka yang merangkum keseluruhan pesan ayat dan
surat yang terdapat dalam al-quran.
2. Untuk
menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaianya dengan sarana pujian
melalui huruf huruf .
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
“fawatih
al-suwar adalah pembukaan-pembukaan
surah, karena posisinya berada diawal surah-surah dalam Al-qur’an. Diantara
pembuka itu ada yang berbentuk huruf terpisah(Al-Muqatha’ah), kata maupun
kalimat.
Pembukuan-pembukuan
surah (fawatih al-suwar) disebut didalam berbagai macam bentuk, sebagai berikut
:
1. Ada
yang hanya terdiri dari 1 huruf. Terdapat pada 3 surat yaitu surat Shad, Qaf
dan Al-Qalam (surat 38, 50 dan 68). Pertama, dimulai dengan Shad, kedua dimulai
dengan Qaf dan yang ketiga dimulai dengan nun.
2.
Ada yang terjadi
dari 2 huruf. Terdapat pada sepuluh surat. Tujuh surat diantaranya, dinamakan hawamim(surat-surat
hamim), karena surat-surat ini dimulai dengan huruf-huruf Ha dan Mim. Yaitu
surat 40 hingga surat 46 yaitu surat Ghafir, Fushshilat, Asy-Syura, Az-Zukhruf,
Ad-Dukhan, Al-Jatsiyah, dan Al-ahqaf. Sedangkan surat yang ke-42 digabungkan kepada
Ha Mim, yang padanya terdapat ‘Ain Sin Qaf. Surat yang kedelapan dari yang ke
sepuluh ini ialah tha ha (surat yang ke-20)
3.
Ada yang terdiri
dari tiga huruf. Ini terdapat pada tigabelas surat. Enam surat dimulai dengan
Alif lam mim; yaitu surat-surat Al-baqarah, Ali Imran, Al-Ankabut, Ar-Rum,
Luqman, dan As-Sajdah. Lima surat dimulai dengan Alif lam ra; yaitu Yunus, Hud,
Yusuf, Ibrahim, dan Al-Hijr. Dua surat dimulai dengan Tha sin mim; yaitu surat
Asy-Syu’ara dan Al-Qashash.
4.
Ada yang dimulai
dengan empat huruf yaitu surat Al-A’raf, dan Ar-Ra’d. Surat Al-A’raf dimulai
dengan Alif lam mim shad, sedangkan surat Ar-Ra’d dimulai dengan alif lam mim
ra.
5.
Ada yang terdiri
dari lima huruf. Ini terdapat pada satu surat saja yaitu surat Maryam. Surat
ini dimulai dengan khaf ha ya ‘ain shad.
Adh-Dhahhak berpendapat
bahwa makna alif lam ra ialah Ana Allahu a’lamu wa arfa’u = Aku adalah Allah,
aku mengetahui dan aku mengangkat . Ibnu Abbas menggabungkan kepada alif lam ra
, ha mim dan nun.
Manfaat mempelajari Fawatih
Al-Suwar
1. Digunakan
sebagai ilustrasi darisuatu pembuka yang merangkum keseluruhan pesan ayat dan
surat yang terdapat dalam al-quran.
2. Untuk
menyempurnakan dan memperindah bentuk-bentuk penyampaianya dengan sarana pujian
melalui huruf huruf .
- Daftar Pustaka
Hermawan, Asep, ‘Ulumul Quran, 2013, Bandung
Teungku M. Hasbi ash-Shiddieqy,
Prof. Dr, Ilmu-Ilmu Al-Quran(‘Ulum
al-Qur’an), 2013, Semarang
Comments
Post a Comment