Skip to main content

Wafer Langka Saat Hari Raya Idul Fitri



Sebentar lagi bulan ramadhan, dan lebaran pun tiba. Moment lebaran yang paling ditunggu adalah berkumpul keluarga besar sambil menikmati ketupat dan suguhan jajanan. Akan tetapi ada yang unik dalam hal jajanan lebaran yaitu wafer yang langka di saat lebaran yang jadi primadona rebutan anak-anak disaat lebaran. Wafer ini terdapat pada merk roti terkenal yaitu Khong Guan, dimana dalam kaleng Khong Guan banyak variasi rotinya tapi disetiap isinya pasti terselip 1 bungkus wafer coklat supernya.
Sadarkah sobat apa alasan di balik anak-anak suka memburu wafer ini? Bahkan dulu jika kamu berhasil mendapatkannya atau merebutnya dari adik, kakak atau teman pasti ada rasa kepuasan tersendiri. Dalam sebuah penelitian menyatakan kondisi itu terjadi karena LE non-moment term.  
LE non-moment term adalah teknik membuat suatu produk yang secara sengaja terbatas alias produk limited edition (LE). Psikologi manusia yang terbayang saat mengetahui adanya produk LE beranggapan barang-barang tersebut eksklusif, terbatas jumlahnya. Selain itu juga memberikan gambaran kualitas super dan terbaik dari sekian banyak produk yang dikeluarkan produsen pabrik tersebut.
Nah, satu bungkus wafer coklat di kaleng Khong Guan ini ternyata merupakan produk LE non-moment term. Produsen memang sengaja membuatnya dengan tujuan tertentu, salah satunya meningkatkan penjualan brand produknya.
Padahal sebenarnya dalam teori pemasaran tak pernah ada konsep produk LE. Sebab, pada prinsipnya setiap produsen justru ingin produknya diterima konsumen dan dipasarkan dalam skala besar dan dalam jangka panjang, bukan membatasi jumlah produksi. Kalau membatasi jumlah produksi seperti konsep LE itu, berarti mengurangi potensi untung dan mengurangi produk di pasar. Ternyata, LE ini mampu meningkatkan brand produk di mata konsumen di seluruh nusantara, sungguh cemerlang ide penggagas teori ini. Unik kan !!!

Comments

Popular posts from this blog

Cabang Kaidah Masyaqqah Tajlibu Al-taisir

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Syariat Islam tidak mentaklifkan kepada manusia sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh mereka dan sesuatu yang boleh menjatuhkan mereka ke dalam kesusahan atau dengan sesuatu yang tidak bertepatan dan serasi dengan naluri serta tabiat mereka. Masyaqqah atau kesukaran yang akan menjadi sebab kepada keringanan dan dipermudahkan berdasarkan kaedah ini ( masyaqqah tajlibu al-taisir ) ialah masyaqqah yang melampaui hal biasa dan tidak mampu ditanggung oleh manusia pada kebiasaannya, bahkan bisa memudaratkan diri seseorang dan menghalanginya dari melakukan   amal yang berguna. Kesukaran dan kesulitan yang menjadi problematika dan dilema yang terjadi pada mukallaf menuntut adanya penetapan hukum untuk mencapai kemaslahatan dan kepastian hukum guna menjawab permasalahan yang terjadi.  Sebelum adanya makalah ini, terdapat penjelasan tentang qaidah pokok dari masyaqqah tajlibu al-taisir, dan ini adalah tahap yang selanjutnya yaitu membaha

Tahapan – tahapan Dalam Tasawuf Untuk Mencapai Ma’rifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat sejarah kehidupan dan perjuangan al-Gazali (450-505 H./1058-1111 M.) yang panjang dan melelahkan untuk mencari pengetahuan yang benar (al-makrifat) yang mampu meyakinkan dan memuaskan batinnya, akhirnya, ia temukan pengetahuan yang benar setelah ia mendalami dan mengamalkan ajaran kaum sufi. Dalam kajian ilmu tasawuf “Ma’rifat” adalah mengetahui Tuhan dari dekat, sedekat-dekatnya sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan”. Menurut shufi jalan untuk memperoleh ma’rifah ialah dengan membersihkan jiwanya serta menempuh pendidikan shufi yang mereka namakan maqamat, seperti hidup, taubat, zuhud, wara’, ikhlas, sabar, syukur, qona’ah, tawakal, ridlo, mahabbah,  barulah tercapai ma’rifat. Dengan kata lain ma’rifat  merupakan maqomat tertinggi dimana puncak seorang hamba bersatu dengan sang Khaliq.    Dalam makalah ini kita akan membahas tentang Ma’rifah dan Tahapan-tahapan untuk mencapai ma’rifat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

TAFSIR AYAT TENTANG KEBUTUHAN DAN KEINGINAN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Al-Quran merupakan mukjizat yang sampai saat ini masih bisa kita pegang dan jumpai. Tak hanya mampu menjadi sumber hukum utama bagi umat Islam. Al-Quran juga mengandung beragam pengetahuan yang mampu mengikuti perkembangan zaman, tak terkecuali dalam hal ekonomi. Begitu banyak ayat al-Quran yang menerangkan mengenai kegiatan-kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Terdapat beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan hal tersebut. Di antara ayat tersebut terdapat dalam surat al-Mu’min ayat 80, al-Baqarah ayat 216, dan an-Nisa’ ayat 27 yang perlu dikaji lebih dalam demi terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang sesuai prinsip Islam. B.      Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1.       Bagaimana tafsir, kajian ekonomi, serta cotoh nyata dalam surat al-Mu’min ayat 80? 2.       Bagaimana tafsir, kajian eko